Jakarta (ANTARA) - Aktor Tom Hanks menjadi seorang pria pemarah dalam film terbarunya berjudul "A Man Called Otto".

Karakternya, Otto Anderson, adalah seorang pria berusia 60 tahun yang berencana untuk mengakhiri hidupnya setelah kematian istrinya dan pensiun paksa, namun, ia malah berteman dengan tetangga barunya dan mulai melihat kehidupan melalui lensa positif.

Drama komedi yang diadaptasi dari novel Swedia di tahun 2012 "A Man Called Ove" karya Fredrik Backman. Buku ini kemudian diadaptasi ke dalam bentuk film dengan judul sama, yang menjadi film nominasi Oscar di tahun 2015.

Baca juga: Tom Hanks bintangi "A Man Called Ove", disutradarai Marc Forster

"A Man Called Otto", disutradarai oleh Marc Forster, tayang di bioskop tertentu pada hari Jumat (6/1) waktu setempat.

Hanks, yang memenangkan Academy Awards untuk aktor terbaik untuk "Forrest Gump" (1994) dan "Philadelphia" (1993), mengatakan kepada Reuters bahwa tidak diperlukan audisi untuk perannya.

Hal itu dikarenakan ia dan istrinya, Rita Wilson, telah membeli hak untuk mengadaptasi novel dan film untuk penonton di Amerika Serikat.

"Saya egois. Saya seorang aktor yang egois, kompetitif, dan saya tahu peran yang bagus ketika saya melihatnya, dan tidak berpikir ada orang lain yang dipertimbangkan untuk peran itu," kata Hanks.

"Karena saya dengan egois mengatakan, 'Saya tahu persis apa yang saya ingin lakukan di sini, saya tahu persis bagaimana menjadi tidak hanya rewel tetapi juga selalu benar'," imbuhnya.

Menikmati karakternya yang keras kepala, Hanks berkata, "Jika ada orang di film ini yang selalu benar seratus persen, itu adalah Otto dan saya suka berperan sebagai pria yang selalu benar."

Melepaskan sisi kasarnya adalah katarsis bagi Hanks. "Apa yang membebaskan adalah kemampuan menggunakan bahasa tubuh yang mengatakan hal yang sama," ujarnya.

Baca juga: Tom Hanks puji sentuhan magis film di Museum Film LA

Baca juga: Tom Hanks dikabarkan bergabung di film baru Wes Anderson

Baca juga: Tom Hanks kembali syuting untuk biopik "Elvis" di Australia

Penerjemah: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023