Batam (ANTARA) - Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Hang Nadim Suratman mengatakan  siklus musim angin utara penyebab cuaca ekstrem di Provinsi Kepulauan Riau terutama di Kabupaten Anambas dan Natuna Provinsi Kepulauan Riau.

“Karena adanya siklus musim angin utara, Anambas dan Natuna itu langsung menghadap langsung ke arah utara. Jadi apabila ada gelombang tinggi yang terjadi akibat angin utara, maka otomatis akan terdampak,” ujar Suratman di saat dihubungi melalui telepon di Batam, Sabtu.

Angin utara itu adalah angin yang bertiup dari arah utara bumi. Angin utara ini adalah siklus tahunan yang terjadi di wilayah Kepri.

“Ini memang siklus tahun yang terjadi di wilayah Kepri, terjadinya di bulan Desember hingga Januari,” kata dia.

Baca juga: Nelayan di perbatasan Malaysia-Singapura harus waspada cuaca ekstrem

Baca juga: Polairud mengevakuasi kapal ambulans Baznas yang terbalik karena cuaca


Kecepatan angin utara, kata Suratman, bisa mencapai 30 kilometer per jam, bahkan lebih. Itulah penyebab terjadinya gelombang tinggi di perairan Kepri terutama untuk Anambas dan Natuna karena berhadapan langsung dengan laut lepas.

Sedangkan untuk wilayah Kepri lainnya, yaitu Pulau Bintan, Batam, Lingga dan Karimun, dampak yang disebabkan oleh angin utara tidak terlalu signifikan.

“Untuk pulau-pulau lain selain Anambas dan Natuna, gelombang akibat angin utara tidak terlalu tinggi karena secara geografis masih terhalang oleh pulau-pulau di sekitarnya,” ucapnya.

Untuk itu kata Suratman, pihaknya mengimbau warga agar jangan dulu berenang di laut untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan karena cuaca buruk.

“Kami mengimbau agar masyarakat jangan dulu berenang di laut, sesuai imbauan yang juga pernah disampaikan Gubernur Kepri Ansar Ahmad agar tidak dulu berenang di laut karena cuaca masih belum stabil,” katanya.

Dari hasil pemantauan BMKG Hang Nadim Batam, sampai saat ini kondisi cuaca di Kepulauan Riau masih berpotensi terjadinya hujan sedang serta angin kencang.

Sehingga kata dia, terjadi peningkatan intensitas pasang air laut serta arus dan gelombang air laut.

“Jadi lebih baik jangan dulu berenang di laut daripada terjadi sesuatu hal-hal yang merugikan,” kata dia.*

Baca juga: BMKG keluarkan surat edaran waspada cuaca ekstrem di Natuna

Baca juga: TNI AL selamatkan 4 nelayan terapung-apung di perairan Bangka


Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023