Atambua, NTT (ANTARA News) - Ratusan warga Timor Leste Timur dilaporkan memasuki wilayah Indonesia secara ilegal melalui "jalan tikus" dan bergabung dengan keluarga mereka yang mengungsi di Kabupaten Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada tahun 1999. Mereka yang terpaksa meninggalkan Dili dan masuk ke Indonesia secara ilegal ini karena tidak memiliki dokumen keimigrasian untuk masuk melalui pintu resmi Motain dan Metamasin dan Metamauk, kata salah seorang tokoh eks Timor Timur, Zakarias Alves, di Atambua, Rabu. Dia mengemukakan hal itu, menjawab pers soal kemungkinan adanya warga Timor Timur yang masuk ke wilayah Indonesia secara ilegal, karena merasa tidak aman setelah kerusuhan Dili 28 April lalu, oleh tentara yang dipecat dari kesatuan pada Maret lalu. "Sudah banyak sekali warga Timor Leste yang masuk ke wilayah Indonesia melalui `jalan-jalan tikus`. Mereka tinggal dengan keluarga-keluarga mereka yang ada di wilayah perbatasan," kata mantan anggota DPRD Timor Timur semasa integrasi ini. Karena itu, aparat keamanan yang bertugas di wilayah perbatasan serta aparat pemerintah diminta meningkatkan kesiagaan untuk memantau wilayah perbatasan dan mendata penduduk berwajah baru. Jika aparat pemerintah merasa kesulitan, menurut dia, maka sebaiknya melibatkan tokoh-tokoh eks pengungsi Timor Timur karena mereka lebih mengetahui siapa yang sebenarnya berwajah baru dan lama. Dia khawatir, jika arus masuk warga secara ilegal ini tidak dipantau secara ketat, maka bisa menimbulkan persoalan-persoalan yang justeru memperburuk wajah Indonesia di dunia internasional. "Tokoh-tokoh pengungsi yang tahu, orang ini baru masuk, ini sudah lama. Kita harus tahu, jangan sampai ada penyusupan yang mau membuat keonaran di Indonesia," katanya. Camat Cobalima, Kabupaten Belu, Yosefina Manek, yang dihubungi melalui pesan singkat ke telepon selulernya, mengaku belum mendapat laporan tentang adanya pelintas batas ilegal dari Timor Leste ke wilayah Kecamatan Cobalima. Cobalima adalah salah satu dari tujuh kecamatan yang wilayahnya berada di garis depan, perbatasan dengan negara Timor Leste. "Saya ada di Jakarta, jadi belum mendapat pemberitahuan resmi bahwa ada warga asing yang masuk ke wilayah Indonesia secara ilegal," katanya. Bupati Belu, Drs. Joachim Lopez, secara terpisah mengaku telah menginstrusikan seluruh aparat pemerintah yang ada di wilayahnya berbatasan dengan negara Timor Leste untuk melakukan pemantauan dan pendataan terhadap setiap warga negara Timor Leste yang masuk ke wilayahnya. Aparat pemerintah juga telah diinstrusikan untuk melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian dan TNI yang berada di wilayah masing-masing, untuk mendapat penanganan lebih lanjut, kata Lopez. (*)

Copyright © ANTARA 2006