Jenewa (ANTARA) - Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyerukan dukungan massal untuk membantu Pakistan dalam upaya pembangunan kembali melalui investasi bernilai 16 miliar dolar AS (sekitar Rp249,8 triliun) setelah terjadinya banjir yang merusak negara itu.

Sekjen PBB mengatakan bahwa Pakistan telah menjadi korban dari kekacauan perubahan iklim dan sistem keuangan global.

Para pejabat dari 40 negara, donatur swasta, dan lembaga keuangan internasional berkumpul untuk sebuah pertemuan di Jenewa saat Islamabad mencari dukungan dalam apa yang diperkirakan menjadi suatu kasus ujian besar bagi negara yang terkena dampak bencana iklim.

Banjir pada September 2022, yang masih dalam proses surut, menewaskan sedikitnya 1.700 orang dan membuat delapan juta orang mengungsi.

"Kita harus menyamai respons heroik orang-orang Pakistan dengan upaya kita sendiri dan investasi massal untuk memperkuat komunitas Pakistan untuk masa depan," kata Guterres dalam sambutannya.

Baca juga: Kerugian ekonomi akibat banjir di Pakistan lebih 30 miliar dolar AS

"Pakistan menjadi korban ganda kekacauan iklim dan sistem keuangan global yang tidak bermoral," ujar Sekjen PBB itu seraya menyerukan cara kreatif agar negara berkembang dapat mengakses keringanan hutang dan pendanaan.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menyerukan sebuah koalisi baru untuk memberikan negara tersebut bantuan penting dan berkata bahwa Pakistan membutuhkan 8 miliar dolar AS (sekitar Rp124,8 triliun) dalam tiga tahun mendatang.

Dalam sebuah pesan video, Presiden Perancis Emmanuel Macron menjanjikan 10 juta dolar AS (sekitar Rp156 miliar) sebagai dukungan bantuan tambahan untuk Pakistan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Presiden China janjikan tambahan bantuan bencana untuk Pakistan

Baca juga: PM Sharif sebut Pakistan di momen kritis menuju pulih akibat banjir

Penerjemah: Fadhli Ruhman
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023