Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memanfaatkan momentum pandemi COVID-19 yang terkendali di Tanah Air untuk mengakselerasi program imunisasi rutin pada anak.

"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan, yang utama adalah melindungi generasi kita dari kecacatan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan cara yang paling efektif yaitu dengan imunisasi,” kata Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril di Jakarta, Rabu.

Ia mengatakan, situasi pandemi COVID-19 semakin terkendali, terlihat dari semakin rendahnya kasus harian, kasus rawat inap, dan kasus kematian.

Demikian juga dengan indikator penularan COVID-19 juga sudah berada pada angka 0,78 persen dari standar aman global maksimal 5 persen.

Baca juga: Dokter: Imunisasi anak di faskes resmi cegah vaksin palsu

Ia mengatakan, capaian imunisasi nasional pada 2022 belum mencapai target, utamanya disumbang oleh provinsi di luar regional Jawa dan Bali, di mana capaian per provinsi masih di bawah 35 persen.

Salah satunya ditandai dengan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio di Kabupaten Pidie, Aceh.

Kemenkes berpegang pada rekomendasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), termasuk pertimbangan vaksinasi COVID-19.

"Kementerian Kesehatan mengapresiasi gerak cepat BPOM dalam mengeluarkan Izin Edar Darurat (EUA) untuk jenis vaksin Comirnaty Children untuk vaksinasi COVID-19 bagi anak usia 6 bulan sampai 11 tahun," katanya.

Baca juga: Kemenkes imbau masyarakat lengkapi imunisasi anak demi cegah penyakit

Menurut dia, ITAGI juga sudah memberikan persetujuan vaksinasi dengan tetap memperhatikan cakupan imunisasi dasar dan lanjutan pada anak.

Untuk pelaksanaannya, kata dia, Kemenkes masih mempertimbangkan dari berbagai aspek dan hal teknis lainnya.

“Kami masih berkonsultasi dengan WHO untuk vaksinasi COVID-19 pada anak usia mulai 6 bulan,” ujarnya.

Menurut dia, untuk vaksinasi COVID-19, saat ini akselerasi capaiannya masih difokuskan pada meningkatkan booster atau dosis penguat untuk dewasa usia di atas 18 tahun, mengingat kelompok ini adalah kelompok yang memiliki mobilitas tinggi.

Baca juga: IDAI ajak orang tua lindungi anak dari penyakit dengan imunisasi

Selain itu, booster kedua lansia yang saat ini capaiannya masih pada angka 68 juta atau sebesar 29,31 persen, di tengah penularan dan kematian akibat virus yang relatif tinggi saat usia senja.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023