Jakarta (ANTARA) - Sebuah kota resor di pesisir barat Mediterania di Turkiye siap menyambut kembalinya wisatawan China setelah pembatasan perjalanan di negara Asia Timur itu diperlonggar pada 8 Januari 2023.

"Ini kabar yang sangat baik, dan kami sangat senang," ujar Celal Yildiz, pemilik agen perjalanan di Fethiye, sebuah distrik di Provinsi Mugla yang terkenal dengan lembah, pantai, dan olahraga ekstremya.

Wilayah itu menjadi destinasi yang sangat populer dan menarik bagi pelancong China usai sekelompok pemengaruh (influencer) asal Negeri Panda tersebut mengunjungi Fethiye untuk melakukan sebuah syuting program pada 2015 dan membagikan pengalaman paralayang mereka dengan audiens China.
 
   Dianggap sebagai salah satu lokasi terbaik untuk kegiatan paralayang, Gunung Babadag setinggi 2.000 meter membentang tegak lurus dengan laut dan memberikan kondisi cuaca yang sempurna untuk terbang sepanjang tahun. Para petualang dapat lepas landas dari gunung itu dan melayang ke arah pantai berpasir di Oludeniz, sebuah kota kecil di Fethiye.   Ozgen Uysal, kepala Dewan Perwakilan Regional Mediterania Barat di Asosiasi Agen Perjalanan Turkiye, menyampaikan bahwa sebelum pandemi merebak pada 2019, perusahaan-perusahaan paralayang di Fethiye melakukan sekitar 166.000 penerbangan, yang 40 persen di antaranya dilakukan oleh tamu asal China.


Banyak warga China, terutama generasi muda, datang ke Fethiye untuk menjajal olahraga itu sambil menikmati pemandangan laguna Oludeniz yang menakjubkan.

"Saya memiliki banyak teman dari China, dan kami selalu bertukar pesan lewat WeChat," kata Yildiz, menekankan persahabatan baik yang terjalin antara dirinya dan para pengunjung asal China.

"Jika semuanya berjalan sesuai rencana, kami akan mengalami peningkatan besar (dalam hal jumlah wisatawan China yang mengunjungi Fethiye pada 2023)."
 
   Ozgen Uysal, kepala Dewan Perwakilan Regional Mediterania Barat di Asosiasi Agen Perjalanan Turkiye, menyampaikan bahwa sebelum pandemi merebak pada 2019, perusahaan-perusahaan paralayang di Fethiye melakukan sekitar 166.000 penerbangan, yang 40 persen di antaranya dilakukan oleh tamu asal China.   Mustafa Argin, pemilik tiga hotel butik di Fethiye, mengatakan kepada Xinhua bahwa seluruh wilayah itu, yang sangat tertarik dengan wisatawan China, sangat siap untuk menyambut mereka.


"Itu angka yang sangat tinggi bagi kami," tutur Uysal kepada Xinhua.

Baru-baru ini, wilayah itu mulai mengalami peningkatan pelancong asal China. Dari sekitar 100 penerbangan per hari, 15-20 di antaranya dilakukan oleh wisatawan asal China, menurut Uysal, yang merasa optimistis terkait perkembangan pada tahun ini.
 
   Mustafa Argin, pemilik tiga hotel butik di Fethiye, mengatakan kepada Xinhua bahwa seluruh wilayah itu, yang sangat tertarik dengan wisatawan China, sangat siap untuk menyambut mereka


"Kami sangat familier dengan preferensi para tamu asal China," ujar Argin kepada Xinhua, memaparkan bahwa mereka menyajikan sarapan dengan deretan makanan yang sesuai dengan selera warga China dan mempekerjakan staf yang sekitar 70 persen di antaranya memiliki kecakapan bahasa Mandarin level menengah.

"Fethiye mencintai China, sedangkan wisatawan China juga mencintai Fethiye, dan wilayah ini memiliki ikatan harmonis dengan mereka," imbuh Argin.

Pewarta: Xinhua
Editor: Joko Susilo
Copyright © ANTARA 2023