Istanbul (ANTARA) - Tarif angkutan umum di kota terbesar Turki, Istanbul, mengalami kenaikan pada Selasa (9/1), sehingga memicu kemarahan publik.

Pusat Koordinasi Transportasi Kota Metropolitan Istanbul (UKOME) mengumumkan kenaikan tarif angkutan umum sebesar 18 persen dan kenaikan tarif taksi sebesar 28 persen.

Tarif minimum untuk perjalanan terdekat menggunakan taksi naik menjadi 90 lira, atau 3 dolar AS dan tiket tarif penuh melonjak dari 15 lira menjadi 17,70 lira.

Sistem transportasi umum Istanbul mencakup jaringan luas bus, trem, metro, kereta kabel, dan feri yang menjangkau benua Asia dan Eropa, melayani lebih dari 16 juta penduduk.
 
Wisatawan menggunakan trem untuk perjalanan wisatanya di Istanbul, Turki, pada 21 Desember 2022. (Xinhua/Shadati)      

Seseorang yang tinggal di sisi Asia dan pergi bekerja ke sisi Eropa dapat berganti sekitar empat kendaraan setiap hari, termasuk metro dan feri.

"Jika mempertimbangkan ukuran kota metropolitan ini, kenaikan tersebut mengindikasikan adanya lubang besar dalam anggaran," kata Idris Tunc, seorang spesialis yang tinggal di Distrik Kadikoy di sisi Asia.

Tunc naik bus dua kali untuk bekerja ke sisi Eropa setiap harinya dan naik feri dua kali untuk menyeberangi Selat Bosphorus, yang membentang di antara sisi Asia dan Eropa kota tersebut.

"Dengan kenaikan tarif baru-baru ini, kini saya membayar 74 lira per hari untuk transportasi dalam kota. Bahkan jika saya tidak pergi ke mana-mana pada akhir pekan, biaya perjalanan bulanan saya akan mencapai 1.200 lira," ujarnya kepada Xinhua.

Meski kenaikan tarif tampak terlalu besar bagi penumpang, namun hal itu tidak memuaskan para pengemudi taksi, yang menganggap kenaikan tersebut terlalu kecil.

Sekelompok pengemudi taksi pada Selasa berupaya menerobos kantor pusat UKOME dan menyerang gedung tersebut dengan batu. Pihak kepolisian turun tangan dan menangkap setidaknya dua pengemudi, menurut laporan pers.
 
Orang-orang berjalan melewati papan reklame yang menampilkan nilai tukar mata uang di Istanbul, Turki, pada 23 Juni 2023. (Xinhua/Omer Kuscu)  

Para pengemudi taksi berharap kenaikan tarif setidaknya sebesar 120 lira untuk jarak terdekat guna menutupi kenaikan pengeluaran mereka, termasuk solar dan bensin.

Menurut data Institut Statistik Turki, Istanbul menjadi kota termahal di negara itu pada 2023. Inflasi tahunan untuk harga retail mencapai 74,88 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada 2023, menurut Kamar Dagang Istanbul baru-baru ini.

"Jika semua ini digabungkan, kehidupan di Istanbul menjadi semakin sulit bagi masyarakat," kata warga lainnya, Sami Aygun, kepada Xinhua.

Aygun, penjaga pintu di sebuah bangunan tempat tinggal di Besiktas, bekerja dengan upah minimum.

Untuk meringankan beban kenaikan biaya hidup, pemerintah menaikkan upah minimum sebesar 49 persen menjadi 17.002 lira, mulai hari pertama 2024.
 
  Sebuah kapal pesiar berlayar di Selat Bosporus di Istanbul, Turki, pada 24 Mei 2022. (Xinhua/Shadati)

"Sayangnya, kenaikan upah minimum kami tidak mampu menutupi pengeluaran kami," ujarnya, seraya menceritakan bahwa baru Agustus tahun lalu tarif angkutan umum naik drastis sebesar 51,52 persen.

Turki telah lama berjuang menghadapi kenaikan biaya hidup, dengan inflasi yang terus meningkat hingga 64,77 persen pada 2023, seperti ditunjukkan data resmi yang dirilis pada Desember tahun lalu.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024