Seandainya semua kepala daerah seperti di Kabupaten Bener Meriah ini, persoalan stunting di Indonesia pasti sudah selesai. Tidak ada lagi stunting,
Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan bahwa Kabupaten Bener Meriah telah menjadi tempat untuk memperkuat kolaborasi pemerintah daerah guna menurunkan angka stunting di Provinsi Aceh.

“Seandainya semua kepala daerah seperti di Kabupaten Bener Meriah ini, persoalan stunting di Indonesia pasti sudah selesai. Tidak ada lagi stunting,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

Pada Kamis (12/1) 2023, sebanyak 12 pemerintahan dari kabupaten/kota di Provinsi Aceh berkumpul di Simpang Tiga Redelong untuk membahas kolaborasi percepatan penurunan stunting.

Dalam pertemuan tersebut, Hasto mengapresiasi pemerintah daerah karena sudah melakukan upaya percepatan penurunan stunting secara komprehensif, kolaboratif, dan gotong royong.

Sejumlah upaya yang disebutkan yakni Pemerintah Bener Meriah mulai menggencarkan program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS) dimana sudah banyak pihak yang terlibat di dalamnya. Kemudian Majelis Permusyarawatan Ulama (MPU) Aceh juga terlibat menyebarkan dakwah akidah dalam mengatasi stunting.

Capaian imunisasi dan vaksinasi terutama BCG (TBC) dan Polio di daerah itu, juga sudah lebih dari 100 persen dan memberikan pengaruh besar terhadap pencegahan stunting.

Menurutnya jika semua upaya dilakukan konsisten, pada akhir 2023 prevalensi stunting di Bener Meriah akan turun drastis. Apalagi angka kemiskinan di Kabupaten Bener Meriah berdasarkan data dari BPS sudah turun mencapai tiga persen.

Ia menambahkan semua upaya tersebut sudah sejalan dengan fokus Presiden Joko Widodo yang berusaha membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia menjadi lebih baik, melalui target penurunan prevalensi stunting secara nasional 14 persen di tahun 2024.

Ia turut mengatakan percepatan penurunan stunting adalah salah satu upaya, guna menyiapkan generasi Indonesia saat menghadapi bonus demografi 2030 dan Indonesia Emas 2045.

“Stunting bisa menggagalkan pencapaian pembangunan sumber daya manusia. Kalau generasi masa depan kita stunting maka bukan Bonus Demografi yang akan kita dapatkan tetapi bencana demografi,” kata Hasto Wardoyo.

Penjabat Bupati Bener Meriah Haili Yoga menambahkan gotong royong dan kolaborasi antar pemangku kepentingan akan terus diterapkan dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Ia turut menyebut jika pada tahun 2022 terdapat 1.827 anak stunting di wilayahnya. Per Januari 2023, jumlah anak stunting di Bener Meriah jumlahnya turun menjadi 1.639 anak.

“Ada kampung yang tadinya anak stunting 27 anak, hari ini turun menjadi tujuh anak,” demikian Haili Yoga.

Baca juga: Kepala BKKBN pantau langsung penurunan stunting 2023 di Aceh

Baca juga: Pj Bupati Bener Meriah ajak ulama berperan cegah stunting

Baca juga: Kepala BKKBN: Aceh miliki pangan lokal melimpah untuk atasi stunting

Baca juga: Wali Kota sebut angka stunting di Banda Aceh turun menjadi 7,4 persen


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023