Teheran (ANTARA) - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani mengatakan "rezim Zionis apartheid" menyisakan rekor yang belum pernah terjadi sebelumnya pada 2022, dengan menewaskan 224 orang di Palestina dan mengubah tahun tersebut menjadi tahun paling berdarah bagi rakyat Palestina.

Lewat cuitan di Twitter pada Kamis, Nasser Kanaani mengatakan bahwa tiga warga Palestina ditembak mati pasukan Zionis pendudukan dalam sehari terakhir. Angka itu menambah jumlah martir Palestina yang tewas menjadi 7 orang, termasuk 3 anak, dalam waktu kurang dari dua pekan pertama 2023.

Dengan adanya rekor tersebut (224 martir) sepanjang 2022, rezim Zionis menjadikan tahun 2022 tahun paling berdarah bagi pria, perempuan dan anak-anak Palestina yang meninggal maupun yang terluka, kata jubir Iran.

Merujuk pada kekhawatiran yang meningkat mengenai kemungkinan kejahatan terorganisir rezim Zionis yang semakin brutal, ia mengatakan bahwa tidak ada harapan yang dapat disematkan pada apa yang disebut pembela HAM di Eropa dan Amerika Serikat.

Kanaani berpendapat bahwa membantu rakyat Palestina yang tertindas adalah tugas manusiawi dan tindakan itu sebenarnya membantu keamanan dan perdamaian dunia.

Sumber: IRNA-OANA

Baca juga: Pemuda Palestina tewas akibat luka tembak tentara Israel
Baca juga: Israel perintahkan larangan bendera Palestina di tempat umum
Baca juga: Indonesia kutuk kunjungan Menteri Israel ke komplek Al-Aqsa

​​​​​​​
 

Penerjemah: Asri Mayang Sari
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023