Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham China dan Hong Kong ditutup melemah pada Selasa, setelah Beijing merilis data pertumbuhan PDB dan aktivitas ekonomi yang lemah untuk kuartal keempat, dan investor melakukan aksi ambil untung dari kenaikan sebelumnya menjelang liburan Tahun Baru Imlek.

Indeks saham unggulan China CSI 300 merosot 0,02 persen, sedangkan Indeks Komposit Shanghai turun 0,1 persen, mundur dari tertinggi empat bulan.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga berakhir merosot 0,78 persen, menghentikan reli empat hari, sementara Indeks Hang Seng China Enterprises tergelincir 0,49 persen.

Ekonomi China tumbuh 2,9 persen pada kuartal Oktober-Desember dari tahun sebelumnya, data Biro Statistik Nasional (NBS) menunjukkan pada Selasa, lebih lambat dari laju kuartal ketiga sebesar 3,9 persen, karena kuartal keempat terpukul keras oleh pembatasan COVID yang ketat dan kemerosotan pasar properti.

Investasi properti China anjlok 10,0 persen tahun-ke-tahun pada tahun 2022, penurunan pertama sejak pencatatan dimulai pada tahun 1999, dan penjualan properti merosot paling tajam sejak tahun 1992.

Data populasi yang lemah menambah kekhawatiran pasar - populasi China pada tahun 2022 turun untuk pertama kalinya sejak 1961.

Para ekonom memperkirakan ekonomi China kemungkinan akan mencapai titik terendahnya pada Desember dan pemulihan sedang berlangsung pada tahun 2023. Namun, risiko bertahan di sektor properti, utang pemerintah daerah, dan menghilangnya dividen demografis.

"Desember mungkin menjadi bagian bawah lintasan pertumbuhan China dalam waktu dekat," kata Chaoping Zhu, ahli strategi pasar global J.P. Morgan Asset Management yang berbasis di Shanghai . "Kami berharap untuk melihat pemulihan ekonomi yang berkelanjutan pada tahun 2023 sebagai hasil dari pembukaan kembali dan stimulus kebijakan."

Pekerja perkotaan memadati stasiun kereta api di kota-kota terbesar China pada Selasa karena migrasi massal negara itu untuk liburan Tahun Baru Imlek mencapai puncaknya, tanda awal kebangkitan ekonomi.

Namun, Zhiwei Zhang, kepala ekonom di Pinpoint Asset Management memperingatkan populasi China kemungkinan akan cenderung turun dari sini di tahun-tahun mendatang. "Demografi ke depan akan menjadi hambatan. Pertumbuhan ekonomi harus lebih bergantung pada pertumbuhan produktivitas yang didorong oleh kebijakan pemerintah," ujarnya.

Sektor asuransi kehilangan 1,3 persen karena penurunan populasi. Saham China Life jatuh 3,6 persen di saham-A dan merosot 3,2 persen di Hong Kong. Semikonduktor melonjak 2,5 persen dan saham pertahanan naik 0,9 persen. Di Hong Kong, perusahaan teknologi turun 0,14 persen.

Baca juga: IHSG ditutup naik ikuti ekonomi China tumbuh di atas ekspektasi pasar
Baca juga: Kerugian saham Asia meluas, tertekan data PDB China yang lemah
Baca juga: Saham Eropa dibuka melemah, data China picu kekhawatiran ekonomi

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023