pemecahan masalah sesuai dengan tupoksi masing-masing secara terkoordinasi sehingga kejadian stunting dapat turun setiap tahunnya
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan RI Dante Saksono Harbuwono meminta pelaksanaan audit kasus stunting disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) tiap pihak terkait di daerah sampai tingkat kabupaten/kota.

“Kementerian Kesehatan yang tergabung dalam Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di tingkat nasional senantiasa berfokus pada pemecahan masalah yang sesuai dengan tupoksi masing-masing secara terkoordinasi sehingga kejadian stunting dapat menurun setiap tahunnya,” kata Dante dalam pembukaan Audit Kasus Stunting yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Dante menyatakan komitmen pelaksanaan audit kasus stunting ditetapkan dalam Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021. Komitmen tersebut dilakukan dengan menjalin koordinasi dan komunikasi dalam mengurangi permasalahan stunting.

Data SSGI tahun 2021 masih menunjukkan bahwa permasalahan stunting, kini angkanya masih 24,4 persen. Sementara untuk data tahun 2022 akan segera diumumkan. Meski demikian, tinggi atau rendahnya prevalensi balita stunting tidak bisa dilepaskan dari prevalensi underweight ataupun wasting.

Pelaksanaan audit kasus stunting sendiri, diketuai oleh BKKBN selaku ketua pelaksana, yang menggerakkan TPPS dengan berkoordinasi di bawah Kemenko PMK.

Baca juga: Kemenkes canangkan Gerakan Nasional Bumil Sehat di Kupang

Baca juga: Kemenkes RI bantu 300 ribu antropometri bagi posyandu


Dante menyatakan sampai hari ini, pemerintah sudah memberikan pendampingan keluarga di 12 provinsi prioritas dan 14 kabupaten/kota dengan tujuan melakukan penyisiran permasalahan intervensi sensitif dan spesifik, untuk kemudian dilakukan pemetaan dan solusi pemecahan.

Berdasarkan pendampingan yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa sebagian besar TPPS telah terbentuk. Namun perlu dilakukan peningkatan komitmen dalam pelaksanaan tugas. Hal ini perlu menjadi catatan khususnya bagi Ketua TPPS di tingkat provinsi, untuk secara rutin melakukan evaluasi kinerja TPPS di wilayahnya.

Sebagai bentuk dukungan menurunkan stunting, Kemenkes melakukan monitoring yang terukur dan terfokus pada 12 provinsi untuk mengidentifikasi atau menuai input proses dan output sehingga dapat diketahui gap yang perlu diketahui.

Monitoring terukur untuk memantau implementasi intervensi spesifik yaitu remaja putri, ibu hamil dan balita. Kemenkes turut mengagendakan pemenuhan sarana yang diperlukan dalam menunjang pelaksanaan intervensi spesifik di antaranya tablet tambah darah (TTD), hemoglobinometer untuk remaja putri, TTD untuk USG pelayanan ibu hamil, antropometri kit untuk pelayanan balita.

Pelatihan juga diberikan untuk meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan mengatasi masalah kesehatan dan gizi, hingga peningkatan kapasitas kader untuk meningkatkan deteksi dini masalah pertumbuhan.

Untuk mendukung pemantauan wilayah setempat, pencatatan dan pelaporan melalui e-PPGBM untuk digunakan menindaklanjuti balita yang mempunyai masalah pertumbuhan untuk dapat diintervensi di puskesmas atau menuju ke rute rumah sakit.

“Harapan saya, monitoring dapat terukur dan terfokus juga dilakukan dalam pendampingan TPPS sehingga konvergensi sektor akan fokus mengarah pada pencapaian target-target intervensi spesifik dan sensitif untuk mendapatkan hasil yang signifikan dalam menurunkan prevalensi balita stunting,” katanya.

Dante mengapresiasi audit kasus stunting yang dilakukan BKKBN. Dirinya berharap audit kasus stunting di tahun 2023 dapat terus diperluas, serta dilakukan juga pada sasaran yang menderita weight faltering (kenaikan berat badan di bawah rata-rata), underweight dan wasting.

“Sehingga penanggulangan stunting bisa dilakukan secara dini mulai dari hulu, segera menangani masalah balita dalam permasalahan berat badan yang tidak naik juga menekan risiko stunting,” ujar Dante.

Baca juga: Kemenkes: Jaga ibu hamil agar tidak alami anemia untuk cegah stunting

Baca juga: BKKBN: Penguatan audit cegah munculnya kasus stunting


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023