New Delhi (ANTARA) - Harga minyak melayang lebih rendah di perdagangan Asia pada Senin sore, di tengah transaksi yang menipis oleh liburan Tahun Baru Imlek di Asia Timur, tetapi mempertahankan sebagian besar kenaikan minggu lalu karena prospek pemulihan ekonomi di importir minyak utama China tahun ini .

Harga minyak mentah berjangka Brent tergelincir 11 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 87,52 dolar AS pada pukul 07.31 GMT. Sementara itu harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS melemah 8 sen atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 81,56 dolar AS per barel.

Pekan lalu Brent terangkat 2,8 persen, sementara minyak AS mencatat kenaikan 1,8 persen.

Para analis mengatakan bahwa optimisme mengenai pembukaan kembali China kemungkinan akan mendorong harga minyak lebih tinggi.

Direktur Konsultan Energi Trifecta, Sukrit Vijayakar, di Mumbai, mengatakan pasar ingin mempertahankan posisi long jika pertumbuhan China berlanjut.

Data menunjukkan peningkatan yang kuat dalam perjalanan di China setelah pembatasan COVID-19 dilonggarkan, analis komoditas ANZ mengatakan dalam sebuah catatan, menunjuk ke lonjakan 22 persen dalam kemacetan lalu lintas jalan raya sejauh bulan ini dibandingkan tahun sebelumnya di 15 kota utama negara itu.

Baca juga: Harga minyak naik, terkerek ekspektasi permintaan China lebih tinggi

Kepala Badan Energi Internasional (IEA) Fatih Birol pada Jumat (20/1/2023) mengatakan pasar energi dapat mengetat tahun ini jika ekonomi China pulih seperti yang diharapkan oleh lembaga-lembaga keuangan.

"Saya tidak akan terlalu santai tentang pasar, dan 2023 mungkin menjadi tahun di mana kita melihat pasar yang lebih ketat daripada yang diperkirakan beberapa rekan kerja," kata Birol kepada Reuters, berbicara di sela-sela pertemuan tahunan Forum Ekonomi Dunia di Davos.

Lonjakan lalu lintas China menjelang liburan Tahun Baru Imlek menjadi pertanda baik untuk permintaan bahan bakar setelah liburan dua minggu.

"Lonjakan permintaan yang diperkirakan datang ketika pasar bersiap untuk sanksi lebih lanjut terhadap minyak Rusia," kata analis ANZ.

Koalisi Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) akan membatasi harga produk olahan Rusia mulai 5 Februari, selain batasan harga mereka pada minyak mentah Rusia yang berlaku sejak Desember dan embargo Uni Eropa atas impor minyak mentah Rusia melalui laut.

G7 telah setuju untuk menunda peninjauan tingkat batas harga minyak Rusia hingga Maret, sebulan lebih lambat dari yang direncanakan, untuk memberikan waktu guna menilai dampak dari batas harga produk minyak.

Baca juga: Harga minyak turun hampir 1 dolar, tertekan stok dan data "bearish" AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023