Sesuai hasil kajian tim, kota ini idealnya memiliki 100-120 kolam retensi, sedangkan sekarang ini baru ada 46 kolam retensi,
Palembang (ANTARA) - Pemerintah Kota Palembang pada 2023 ini hingga beberapa tahun ke depan memprogramkan penambahan puluhan kolam retensi untuk mengatasi banjir di Ibu Kota Provinsi Sumatera Selatan itu ketika turun hujan deras lebih dari dua jam.

"Sesuai hasil kajian tim, kota ini idealnya memiliki 100-120 kolam retensi, sedangkan sekarang ini baru ada 46 kolam retensi," kata Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda di Palembang, Selasa.

Menurut dia, untuk membangun kolam retensi membutuhkan dukungan dana yang cukup besar bisa mencapai puluhan miliar rupiah.

Jika mengandalkan dana APBD Pemkot Palembang yang jumlahnya terbatas akan sulit diwujudkan pembangunan kolam retensi sesuai dengan target dalam waktu cepat.

Sebagai upaya percepatan pembangunan kolam retensi atau resapan air hujan pada sejumlah kawasan rawan banjir sesuai target tersebut, pihaknya mengharapkan bantuan Pemprov Sumsel dan pemerintah pusat.

Baca juga: DLH-Pusri Palembang gelar bersih-bersih di Teluk Lampung

Baca juga: Kabupaten OKI Sumsel rancang perlindungan lahan gambut untuk 30 tahun


"Kami terus berjuang meminta dukungan Pemprov dan pemerintah pusat mempercepat pembangunan kolam retensi untuk mengatasi banjir pada saat turun hujan lebat cukup lama atau pada setiap musim hujan," ujarnya.

Dia menjelaskan, untuk mengatasi banjir dampak hujan, secara bertahap dilakukan penambahan beberapa kolam retensi di sejumlah kawasan permukiman penduduk dan tempat lainnya yang tergolong rawan banjir.

Kolam retensi yang berfungsi sebagai resapan dan pengendali luapan air hujan di daerah rawan genangan/banjir secara bertahap ditambah hingga jumlahnya mencapai angka ideal 100-120 unit.

Kolam retensi yang ada sekarang ini tersebar di sejumlah kawasan pemukiman, perkantoran dan kawasan bisnis yang bermanfaat mengatasi dan mengurangi banjir pada kawasan tersebut, ujar Fitrianti.

Baca juga: BKSDA Sumsel translokasi gajah liar di OKU Selatan

Baca juga: KLHK harapkan kontribusi sektor kehutanan kurangi emisi gas rumah kaca

Baca juga: Forum DAS Sumsel ingatkan jaga kawasan magrove di OKI dan Banyuasin

Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023