Jakarta (ANTARA) - Yayasan Budaya dan Pendidikan Chou Ta-Kuan (CTK) bekerja sama dengan Kantor Dagang dan Ekonomi Taipei Jakarta (TETO) memberikan penghargaan "26th Fervent Global Love of Life Medal in 2023" kepada karateka perempuan asal Afghanistan, Meena Asadi.

"Kami sangat terkesan dengan semangatnya," kata Pendiri Yayasan Chou Ta-Kuan Chin-hua Chou dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa.

Ia mengatakan pemilihan Asadi sebagai pemenang penghargaan didasari oleh perjuangannya untuk bertahan hidup dan semangatnya dalam memberikan pelatihan karate kepada sejumlah pengungsi lain di Indonesia.

"Sebagai seorang pejuang karate dan hidup di tengah situasi yang sangat menantang, dia tetap tidak menyerah," kata Chou.

Kepala TETO John Chen juga memberikan apresiasi kepada Asadi atas semangat dan prestasinya.

"Asadi telah memberikan contoh yang baik tentang menjalankan hidup yang terbaik," kata John Chen.

John mengatakan Asadi diberi penghargaan itu karena prestasinya menjadi atlet karate mewakili Afghanistan, Indonesia dan Pakistan dalam berbagai kompetisi internasional.

"Demi mendobrak batasan gender, Asadi mengabaikan intimidasi dan ancaman dari ekstremis Afghanistan, dan mewakili Afghanistan dalam Kejuaraan Karate Asia Selatan yang diadakan di India pada 2012," kata John.

Oleh karena itu, Asadi dan juga 21 pemenang lain dianugerahi penghargaan "Love of Life Medal" dari yayasan tersebut pada tahun ini, mengungguli 3.124 kandidat lain dari seluruh dunia.

Sementara itu, Asadi menyambut baik penghargaan bagi dirinya tersebut dan menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Chou Ta-Kuan dan TETO.

"Saya ingin menghormati Chou Ta-Kuan. Dia memberi pesan yang jelas bahwa kita tidak boleh menyerah dan kita tidak boleh patah semangat," katanya merujuk pada nama penyair muda yang menginspirasi pendirian Yayasan Chou Ta-Kuan.

Asadi mengimbau para pengungsi dari berbagai negara yang terdampar di Indonesia untuk tidak larut dalam kesedihan. Dia menganjurkan mereka berusaha meringankan beban hidup melalui olahraga.

Meena Asadi mendirikan Cisarua Refugee Shotokan Karate Club dan memberikan pelatihan karate gratis kepada pengungsi dari berbagai negara yang terdampar di Indonesia.

Selain mengajarkan karate, klub tersebut juga memberi kesempatan pengungsi untuk mempelajari keterampilan-keterampilan lain.

Baca juga: Karateka Afghanistan khawatirkan atlet putri setelah Taliban berkuasa
Baca juga: Kisah anak pengungsi Afghanistan yang belajar di The Learning Farm

Pewarta: Katriana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023