Penjualan listrik yang naik menjadi sinyal positif kebangkitan ekonomi kita dan ini tentu tak lepas dari upaya PLN yang pada waktu COVID-19 menyalurkan stimulus-stimulus yang membantu industri untuk tetap bertahan
Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pemasok Energi, Mineral, dan Batubara Indonesia (Aspebindo) menyebut naiknya penjualan listrik PT PLN (Persero) pada 2022 menjadi sinyal positif kebangkitan ekonomi Indonesia.

"Penjualan listrik yang naik menjadi sinyal positif kebangkitan ekonomi kita dan ini tentu tak lepas dari upaya PLN yang pada waktu COVID-19 menyalurkan stimulus-stimulus yang membantu industri untuk tetap bertahan," kata Ketua Umum Aspebindo Anggawira melalui keterangannya yang diterima di Jakarta, Rabu.

Sebelumnya, PLN mengumumkan kenaikan signifikan penjualan di masa pemulihan ekonomi pasca pandemi. Penjualan kumulatif PLN sampai dengan November 2022 mencapai 250,4 Terawatt Hour (TWh) di mana secara "Year on Year" (YoY) tumbuh sebesar 6,61 persen.

PLN juga telah menyalurkan stimulus sebesar Rp24,23 triliun untuk pemulihan ekonomi akibat pandemi COVID-19. Anggawira menilai stimulus tersebut penting bagi bisnis dan industri kecil untuk bertahan.

"Perlambatan ekonomi yang menghantam pebisnis kecil sangat terbantu dengan adanya stimulus dari PLN sehingga mereka bisa bertahan. Jadi, saat ekonomi kembali normal seperti sekarang pebisnis kecil bisa meningkatkan produksinya dan konsumsi listrik meningkat," ujar Anggawira.

Ia juga menyebut tantangan PLN untuk masa selanjutnya ialah mengenai kualitas rasio elektrifikasi.

Menurutnya, meski rasio elektrifikasi sudah tinggi, PLN perlu terus menjamin pasokan listrik yang berkualitas dan andal agar dapat meningkatkan ekonomi desa dan daerah.

"Rasio elektrifikasi kita memang sudah tinggi angka ini perlu ditingkatkan terutama kualitasnya agar listrik ini bisa diandalkan untuk kegiatan ekonomi dan industri. Rencana untuk mengurangi penggunaan batu bara juga perlu kita tindak lanjuti untuk mencari energi primer yang akan menjadi menggantikan batu bara terutama kesanggupan sumber energi baru dan terbarukan untuk memenuhi kebutuhan listrik kita yang akan terus naik," tuturnya.

PLN mencatat rasio desa yang telah menikmati aliran listrik saat ini mencapai 99,78 persen dengan jumlah sebanyak 83.280 desa sampai November 2022.

Sebelumnya, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan pemulihan ekonomi menjadi salah satu pendorong pertumbuhan listrik pada 2022. Selain itu, konsumsi listrik sektor rumah tangga masih mendominasi meski dari sisi industri dan bisnis sudah jauh lebih baik dibandingkan masa pandemi.

"Kami PLN tentu siap mendukung pertumbuhan ekonomi dengan pasokan listrik yang andal sehingga khususnya sektor industri dan bisnis bisa bersaing dan makin tumbuh," ucap Darmawan dalam keterangannya pada Sabtu (24/12).

Berdasarkan data PLN, sektor yang berkontribusi paling besar pada konsumsi listrik adalah segmen rumah tangga sebesar 106,23 TWh (42,43 persen). Kemudian disusul segmen industri sebesar 81,17 TWh (32,42 persen), segmen bisnis sebesar 43,99 TWh (17,57 persen), segmen sosial sebesar 9,18 TWh (3,67 persen), dan segmen publik sebesar 7,82 TWh (3,13 persen).

Baca juga: Aspebindo: Kebijakan Jokowi hentikan ekspor nikel sudah tepat
Baca juga: Aspebindo dorong pemerintah fasilitasi investasi PLTN di Indonesia
Baca juga: ESDM sebut konsumsi listrik naik jadi bukti ekonomi tumbuh baik
Baca juga: Konsumsi listrik China naik 3,6 persen pada 2022

 

Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023