Jakarta (ANTARA News) - Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi mengatakan Indonesia masih terus membidik pasar ekspor nontradisional yang mulai menunjukkan peningkatan pesat, meskipun secara nilai masih relatif kecil.

"Salah satu upaya untuk menjaga surplus neraca ini kita sedang gencar promosi ke negara emerging market di samping terus menjaga pasar tradisional kita," kata Bayu dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Selasa.

Menurut Bayu, negara tujuan ekspor nontradisional yang tengah dijajaki itu berasal dari Afrika, Amerika Latin, Timur Tengah dan Eropa Timur.

"Saat ini ekspor ke beberapa negara emerging market di Afrika selama periode Januari-Agustus tahun ini tercatat tumbuh pesat, artinya ada peluang untuk terus meningkat seiring kerja sama perdagangan yang dilakukan," katanya.

Beberapa negara tujuan ekspor yang tercatat mengalami peningkatan pesat ekspor selama periode Januari-Agustus 2012 adalah Pantai Gading (294,98 persen), Libya (374 ,41 persen), Mauritania (277,95 persen), Guinea (286,37 persen), Haiti (207,73 persen), Ethiopia (152,86 persen), Laos (258,98 persen) dan Liberia (131,40 persen).

Bayu mengatakan beberapa produk ekspor utama Indonesia ke pasar nontradisonal tersebut adalah batubara, buku dan barang cetakan, serat stapel buatan, produk farmasi, kertas, karet, palm oil, sabun, kendaraan dan komponennya, serta daging dan ikan olahan.

"Kami juga terus menjajaki peluang-peluang pasar ekspor baru ke negara-negara Amerika Latin sebagai bagian dari kerangka kerja sama selatan-selatan, tanpa disangka ternyata Kolombia juga merupakan pasar yang potensial bagi produk ekspor kita," katanya.

Secara nilai, saat ini total ekspor non migas ke 10 negara tujuan non-tradisional baru mencapai 318,2 juta dolar AS, masih jauh jika dibandingkan 10 negara tujuan utama ekspor Indonesia yang mencapai 71,9 miliar dolar AS.

Badan Pusat Statistik merilis data penurunan ekspor nonmigas Agustus 2012 dibandingkan dengan Juli 2012 yang terjadi ke semua negara tujuan utama, yaitu Jepang (1.298,8 juta dolar AS), Singapura (626,5 juta dolar AS), Malaysia (552,7 juta dolar AS), Korea Selatan (518,1 juta dolar AS), China (316,3 juta dolar AS).

Sementara ekspor ke Taiwan tercatat turun 194,6 juta dolar AS, Australia (157,0 juta dolar AS), Thailand (151,7 juta dolar AS), Amerika Serikat (121,4 juta dolar), Jerman (60,6 juta dolar AS), India (44,6 juta dolar), Inggris (16,5 juta dolar), serta Prancis (12,2 juta dolar).

Secara keseluruhan, total ekspor ketiga belas negara tujuan utama tersebut turun 33,60 persen dibandingkan Juli 2012.

(P012/B008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2012