Bandung (ANTARA News) - Sebanyak 11 orang terkubur hidup-hidup setelah bukit galian pasir milik PT Nyalindung setinggi 10 meter lebih di Kampung Cibarengkok, Desa Nyalindung, Kecamatan, Cipatat, Kabupaten Bandung, Sabtu pagi sekitar pukul 08.30 WIB longsor menimpa pekerja galian pasir di bawahnya. Ikut terkubur dalam reruntuhan setebal 10 meter itu tiga alat berat beco, satu colt bak terbuka, dan satu truk tronton pengakut pasir. Mereka yang diduga tertimbun yaitu supir truk Ujang Sutarsa, serta kernet truk Ajid, dua Operator Beco yaitu Amud dan Heri, empat mekanik Beco yaitu Ikhsan, Erwin, Nur, dan Hendi, petugas keamanan Nano, penjaga Genset, Gembol, dan seorang penggali pasir bernama Unang. Sampai berita ini diturunkan proses pencarian korban masih berlangsung dengan menggunakan empat beco, sementara ratusan penduduk menyaksikan proses tersebut dari kejauhan. Kapolresta Cimahi Kompol Asep Ahdiyatna yang dikonfirmasi di lokasi kejadian membenarkan ada sekitar 11 orang yang masih tertimbun longsor sementara tiga pekerja lainnya yang ada di lokasi kejadian selamat. "Pemilik Galian tersebut sedang kami periksa dan informasi sementara mereka sudah mengantongi izin," katanya yang didampingi Kasat Reskrim Polresta Cimahi. Sementara Jaenal (40), keamanan PT Nyalindung, mengungkapkan, sehari sebelumnya memang turun hujan lebat sehingga diduga bukit sudah dalam keadaan labil. "Beberapa menit sebelum bukit, sebenarnya ada longsoran kecil, namun oleh pekerja tidak menganggap sebagai pertanda datangnya longsoran besar, setelah itu seluruh bukit longsor sekaligus dan menimbun semua pekerja di bawah," katanya. Ia menjelaskan, galian pasir dari PT Nyalindung itu telah beroperasi sekitar satu tahun dan mempekerjakan sekitar 20 orang, sementara jumlah pasir yang digali rata-rata 70 truk besar dan kecil untuk diangkut ke Bandung dan Jakarta. Petugas penyelamat memperkirakan longsoran baru bisa disingkirkan Sabtu sore, karena sulitnya medan dan tebalnya tanah longsoran.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006