Denpasar (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra meminta agar pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-5 yang digelar dari 1-28 Februari 2023 dibuat lebih menarik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

"Tidak ada alasan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali ke-5 ini tidak lebih baik dari sebelumnya. Itu karena sudah memiliki pengalaman untuk melaksanakan kegiatan ini," kata Dewa Indra saat memimpin Rapat Pleno Bulan Bahasa Bali ke-5 di Denpasar, Rabu.

Pengalaman yang dimaksud diantaranya pengalaman untuk bekerja sama, pengalaman berkolaborasi, dan pengalaman mengeksplorasi lagi kaedah-kaedah sastra dan bahasa Bali kita.

Tak hanya itu, menurut dia, tim Bulan Bahasa Bali ke-5 ini juga semakin baik, terutama wawasannya yang sudah sangat baik, sehingga tinggal memadukannya saja.

"Karena itu, saya minta garansi kepada panitia, Bulan Bahasa Bali ke-5 ini harus jauh lebih baik daripada tahun-tahun sebelumnya," ucap Dewa Indra.

Baca juga: Gubernur ajak generasi muda jangan malu menggunakan bahasa Bali

Baca juga: Festival Konservasi Lontar semarakkan Bulan Bahasa Bali 2022


Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali I Gede Arya Sugiartha mengatakan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali kali ini memang ada peningkatan.

Terutama dalam wimbakara (lomba). Kalau dulu, ada sekitar 10 lomba, namun untuk kali ini ada sekitar 16 lomba. Hal itu, tentu juga melihat perkembangan-perkembangan yang bisa diarahkan ke dalam Bahasa Bali.

"Misalnya, tidak hanya pidato Bahasa Bali, tetapi juga media sosial agar kita bisa menggaet para generasi muda kita. Bahasanya tetap Bahasa Bali, tetapi caranya kita mensosialisasikan bermacam-macam," katanya.

Caranya, dengan mengadopsi kegiatan-kegiatan ataupun kehidupan sosial kekinian, sehingga Bahasa Bali ini benar-benar bisa membumi.

Bahasa Bali itu, tak hanya dijadikan media komunikasi hanya sebatas tulisan atau acara-acara resmi lainnya, tetapi benar-benar menjadi bahasa ibu, bahkan menjadi bahasa utama utamanya dalam keluarga.

"Anak-anak kita sekarang baru lahir sudah berbahasa Indonesia, bahkan berbahasa Inggris dengan orang tuanya. Mereka jarang diajak berbahasa Bali," ujarnya.

Jadi, itu nanti akan diberi penekanan setelah pelaksanaan Bulan Bahasa Bali dievaluasi dari sebelumnya. Nah, itu yang akan lebih kita tingkatkan," ucap mantan Rektor ISI Denpasar ini.

Untuk meyakinkan pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa, Dinas Kebudayaan mempunyai sebanyak 650 lebih penyuluh Bahasa Bali yang tersebar di desa-desa.

Masing-masing desa ada seorang penyuluh yang bertugas sebagai "matanya" Dinas Kebudayaan Pemerintah Provinsi Bali. Penyuluh bahasa Bali ini akan membantu serta melihat setiap pelaksanaan Bulan Bahasa Bali di tingkat desa.

"Edaran sudah kita lakukan, bahkan Gubernur Bali dengan tegas mengatakan dana desa dan juga anggaran yang digelontorkan untuk desa adat wajib hukumnya digunakan untuk menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali. Itu yang akan kita tuntut kepada desa dan desa adat agar harus menyelenggarakan Bulan Bahasa Bali," katanya.

Bulan Bahasa Bali tahun 2023 mengusung tema "Segara Kerthi: Campuhan Urip Sarwa Prani" yang dimaknai sebagai altar pemuliaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali untuk memaknai laut sebagai awal dan akhir kehidupan segenap makhluk.

Bulan Bahasa Bali menyajikan enam kegiatan pokok, yaitu Krialoka (Workshop), Widya Tula (Seminar), Wimbakara (Lomba), Sesolahan (Pergelaran), Reka Aksara (Pameran), dan Penganugrahan Bali Kerthi Nugraha Mahottama.

Baca juga: Ratusan peserta ikuti Bulan Bahasa Aksara dan Sastra Bali di Badung

Baca juga: Wakil Bupati Bangli buka Bulan Bahasa Bali

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023