Magelang (ANTARA News) - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengimbau, semua masyarakat yang tinggal di lereng Gunung Merapi untuk turun, menyusul ditingkatkannya status merapi menjadi "awas Merapi". "Gunung Merapi yang terletak antara Jawa Tengah dan Daerah Isrtimewa Yogyakarta aktivitasnya saat ini telah memasuki status 'awas Merapi', artinya tinggal menunggu hari karena tanda-tanda akan meletus atau eropsi semakin dekat," katanya usai menghadiri Dharmasanti Waisak 2006 di pelataran candi Borobudur, Magelang, Sabtu malam. Wapres memperkirakan, letusan Gunung Merapi kali ini kemungkinan lebih besar dari kejadian tahun 1991, 1994, maupun 2001. "Maka kita harus betul-betul siap, lebih waspada dan ini sesuai dengan ketentuan, prosedur bahwa semua masyarakat lereng Merapi harus turun," katanya. Wapres mengatakan, sekitar 40 ribu penduduk harus turun dan itu sudah dijalankan mulai pagi tadi. "Saya yakin masyarakat bukan lagi diimbau tetapi diharuskan untuk dievakuasi ke tempat-tempat yang lebih aman," katanya. Ketika ditanya tentang prediksi kapan Gunung Merapi akan meletus, Wapres mengatakan, tidak ada yang bisa memprediksikannya. Dalam sambutan Dharmasanti Waisak ia mengatakan, saat ini Gunung Merapi menunggu hari, artinya dibutuhkan solidaritas semua pihak apabila timbul masalah sosial. "Saya mengharapkan seluruh bangsa, khususnya yang merayakan Waisak pada malam ini memberikan perhatian sosial kepada saudara-saudara kita apabila di tempat bencana yang mungkin terjadi setiap saat di daerah ini," katanya. Ia mengatakan, apabila hal itu bisa dilaksanakan menandakan bahwa kegiatan keagamaan memang bukan hanya perayaan, tetapi merupakan jalan hidup, karena dengan jalan hidup tersebut bangsa ini dapat maju dengan mempunyai falsafah kebersamaan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. "Dengan kebersamaan tersebut saya yakin kita akan mencapai kejayaan," katanya. Dalam sambutannya, dia juga mengatakan bahwa semua agama mendambakan kedamaian, tidak ada satu pun agama yang tidak mendambakan kedamaian. "Agama apa saja yang kita anut mempunyai suatu pesan yang sama, marilah kita hidup dalam kedamaian. Kedamaian tentu memerlukan harmoni, kedamaian membutuhkan kemajuan karena tidak mungkin ada kedamaian tanpa kemajuan, karena itulah kita sebagai bangsa Indonesia yang besar menjalankan cita-cita tersebut, suatu kedamaian yang dilandasi dengan kemajuan, suatu kemajuan yang dilandasi oleh kedamaian oleh kita semua," katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006