Boyolali (ANTARA News) - Gunung Merapi yang sejak Sabtu (13/5) statusnya naik menjadi "awas" tersebut mempunyai nilai tersendiri bagi wisatawan, sehingga banyak wisatawan yang datang untuk menyaksikan keajaiban yang sangat langka itu. Sementara itu, para petugas maupun relawan sibuk merencanakan penyelamatan warga apabila Merapi meletus, di pihak lain banyak wisatawan menikmati keindahan Merapi. Hal itu terlihat dipinggir-pinggir jalan raya di Selo, Kabupaten Boyolali, Minggu. Menurut pemantauan di Selo, Minggu, mereka yang datang ke Selo itu berasal dari berbagai daerah, ada yang rombongan, membawa mobil pribadi dan banyak pula yang mengendarai sepeda motor. Mereka berdiri di pinggir-pinggir jalan menikmati keindahan Gunung Merapi yang terletak di perbatasan antara daerah Provinsi Jawa Tengah dan D.I.Yogyakarta, dan di antara mereka ada pula yang mengabadikan gambar gunung tersebut. Di daerah Selo ini, Merapi kadang-kadang kelihatan jelas dan bahkan sampai lelehan lahar panas seperti api membara pun bisa juga dilihat dengan mata telanjang. Lelehan lahar panas dari puncak Merapi itu kadang-kadang terlihat jelas dari Selo. Keindahan alam itu juga mengandung bahaya apabila meletus, untuk itu para pengunjung perlu ekstra hati-hati, karena Merapi sekarang berstatus awas dan bisa meletus-sewaktu-waktu. Sartono warga Semarang mengatakan, pihaknya datang ke Selo, Boyolali untuk menyaksikan fenomena alam Merapi yang merupakan gunung berapi teraktif di dunia ini. "Saya datang ke sini selain untuk menikmati keindahan Merapi dan nantinya juga akan saya sampaikan kepada anak didiknya," kata Sartono yang mempunyai profesi guru di SMA Negeri 11 Semarang itu. "Selama ini saya mengajar kepda anak-anak tentang gunung berapi bahannya hanya dari literatur buku-buku saja, maka saya datang kesini untuk menambah pengetahuan yang nantinya diteruskan kepada anak-anak," katanya. Melalui media yang ada ini, kata dia, maka pihaknya bisa memberikan gambaran mengenai gunung berapi itu kepada anak didiknya secara lebih jelas, baik menyangkut bahaya maupun keuntungannya. Kelak kemudian apabila menghadapi kejadian seperti ini anak-anak itu sedikit banyak dapat mengerti, katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006