Kita juga harus hati-hati ya karena mungkin ini tindakan provokasi kita tidak tahu, jadi jangan terlalu cepat untuk bereaksi begitu
Jakarta (ANTARA) -
Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin mengingatkan pentingnya kehati-hatian dalam merespons pembakaran salinan Al Quran oleh pemimpin sayap kanan yang terjadi di Swedia pada Sabtu (21/1) agar tidak terprovokasi.
 
"Kita juga harus hati-hati ya karena mungkin ini tindakan provokasi kita tidak tahu, jadi jangan terlalu cepat untuk bereaksi begitu," kata Nurul di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin.
 
Nurul menilai aksi provokatif yang dilakukan oleh politikus sayap kanan Swedia-Denmark itu tidak terlalu membawa imbas yang berarti di masyarakat Indonesia lantaran tokoh-tokoh publik pun memilih mengambil sikap yang tidak begitu reaktif.
 
"Cuma yang saya dengar bahwa Kementerian Luar Negeri akan memanggil Duta Besar dari Swedia tersebut," ujarnya.

Baca juga: Komunitas Yahudi Swedia: Izin membakar Al Quran kesalahan besar

Baca juga: Menteri Agama sebut aksi pembakaran Al Quran sebagai bentuk teror
 
Menurut dia, kehati-hatian dalam merespons tindakan yang bersifat provokatif tersebut diperlukan agar Indonesia tidak terjerembab dalam kepentingan yang dimainkan oleh oknum-oknum tertentu.
 
"Jadi jangan sampai ada tindakan-tindakan yang sifatnya memprovokasi begitu, kemudian ditangkap secara mentah-mentah sehingga membuat aksi provokasi itu membuat kita terperangkap dalam kepentingan mereka," tuturnya.
 
Ia mengatakan Komisi I DPR akan bersikap seksama pula dalam mengeluarkan pernyataan terkait aksi pembakaran Al Quran yang dilakukan di depan Kedutaan Besar Turki di Stockholm, Swedia itu.
 
"Jadi kita lihat dulu alasannya baru setelah itu kita mengeluarkan statement, saya kira itu yang terbaik," imbuhnya.

Baca juga: Negara-negara Arab kutuk penistaan terhadap Al Quran di Belanda

Baca juga: Malaysia akan cetak 1 juta Al Quran respons aksi pembakaran di Swedia
 
Seperti dikutip kantor berita Turki Anadolu, Rasmus Paludan, pemimpin Partai Stram Kurs (Garis Keras) membakar sebuah buku Al Quran atas izin pemerintah dan perlindungan polisi.
 
Pemerintah Swedia mengizinkan pembakaran Al Quran karena menilai tindakan adalah bagian dari kebebasan berekspresi dan berpendapat.
 
Pembakaran itu terjadi selama demonstrasi yang menentang permintaan Turki pekan lalu agar Swedia mengambil langkah tegas melawan Partai Pekerja Kurdistan (PKK), yang dianggap Turki sebagai kelompok teror.

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2023