Mumbai (ANTARA News) - Industri film India akan mengirimkan kontingen besar ke festival film Cannes pada bulan ini, dalam serangan baru di pasar Eropa, para pemain senior menyatakan. Bila dulu kontingen ke festival terutama terdiri hanya para pemain utama wanita, para produser dan distributor kini akan meningkatkan kehadiran India saat industri film negara Asia Selatan itu berupaya mengubah produksinya yang sangat berlimpah menjadi film yang laris di pasaran. Film-film India, antara lain "Rang De Basanti" (Colour Me Red), film terbesar tahun ini di India, akan diputar dalam festival yang berlangsung 12 hari tersebut mulai dari 17 Mei, kendatipun tak ada satupun film India ikut dalam kompetisi. Produser dan sutradara Bollywood, Karan Johar, yang merencanakan akan menayangkan film terakhirnya "Kabhi Alvida Na Kehna" (Never Say Goodbye), memgemukakan dirinya berharap akan dapat menggarap pasar Eropa yang besar. "Saya merasa bahwa Festival Film Cannes akan memberikan saya peluang untuk memamerkan film saya kepada penonton Eropa." Benua itu merupakan pasar yang besar yang menurut hemat saya belum digarap secara serius," kata Johar, seperti dilansir AFP. Mulai ditoleh Suneel Darshan, seorang produser dan sutradara Bollywood, mengatakan film-filmnya mendapat sambutan baik di Inggris, tempat beradanya populasi Asia yang besar dan peminat film berbahasa Hindi yang cukup banyak. "Dunia secara perlahan mulai menoleh kepada film Bollywood dan saya tak ingin ketinggalan bus. Saya ingin memberikan bangsa Eropa citarasa film India tradisional melalui festival ini," katanya. Aktris Bollywood Mallika Sherawat dan mantan Ratu Dunia yang berubah menjadi aktris, Aishwarya Ray, telah menimbulkan kehebohan dengan penampilan mereka di Cannes pada dua tahun lalu. Namun demikian, pada tahun ini aktris Preity Zinta akan muncul bersama dengan aktor Ajay Devgan yang akan mempromosikan film terakhirnya "Omkara", yang diangkat secara longgar dari "Othello" karya William Shakespeare. Ditilik dari volume produksi, industri film India merupakan yang terbesar di dunia, dengan memproduksi lebih dari 1.000 judul film pada 2005, namun penghasilannya hanya mencapai satu persen dari pemasukan industri film global. Sebuah laporan industri 2005 menuding dubbing dan subtitling yang buruk dan pemasaran yang tak efisien serta investasi yang rendah sebagai penyebab utama kegagalan industri film India untuk meraih sukses di pasar mancanegara. (*)

Copyright © ANTARA 2006