Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti mengemukakan jumlah peserta yang mengakses layanan kesehatan di berbagai fasilitas puskesmas hingga rumah sakit telah kembali pada situasi normal, seiring laju kasus COVID-19 yang kian terkendali di Indonesia.

"Sekarang rupanya (pengakses layanan BPJS Kesehatan) sudah kembali lagi pada kondisi sebelum pandemi. Jadi rebound fenomena sudah terjadi dan klaimnya jadi lebih tinggi," kata Ghufron Mukti saat menjadi pembicara dalam menjadi pembicara dalam dalam acara Outlook 2023, Diskusi Publik 10 Tahun Program JKN di Jakarta, Senin.

Menurut laporan BPJS Kesehatan, pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan JKN sejak 2019 berkisar di angka 433 juta lebih. Jumlah itu menurun akibat dampak pandemi menjadi 362 juta lebih pada 2020 dan 392 juta lebih pada 2021.

Namun pada 2022, jumlahnya kembali meningkat berkisar 502 juta lebih dan diprediksi terus meningkat seiring pelandaian kasus COVID-19 di Indonesia.

"Itu artinya, sehari lebih dari 1 juta pemanfaatan layanan BPJS Kesehatan," katanya.

Ghufron mengatakan, skrining kesehatan terus dilakukan, khususnya pada riwayat kesehatan, Diabetes Melitus (DM), Kanker Serviks, dan Kanker Payudara.

"Sebagai contoh, kalau seseorang sudah menderita hipertensi sekaligus penyakit Diabetes Melitus, maka yang bersangkutan memiliki 30 persen risiko mengalami gagal ginjal kronis dan memerlukan layanan cuci darah. Sepekan biasanya dua kali cuci darah. Sekali cuci darah, minimal butuh biaya Rp820 ribu. Kalau RS Tipe A, BPJS Kesehatan bayarnya Rp1,2 juta lebih, ini luar biasa dan umumnya bisa terbantu," katanya.

Ghufron mengatakan, kebijakan pemerintah untuk mengintensifkan skrining kesehatan sebagai bagian dari upaya promotif dan preventif berimplikasi pada pembiayaan kesehatan.

"Oleh karena itu, BPJS Kesehatan pada 2023 menganggarkan Rp9 triliun dana tambahan khusus untuk skrining dan perawatan yang terdeteksi di skrining," katanya.


Baca juga: BPJS Kesehatan sebut PBI paling banyak manfaatkan layanan kesehatan
Baca juga: Keuangan BPJS Kesehatan berpotensi tekor di 2024

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023