Yogyakarta (ANTARA News) - Gunung Merapi mengeluarkan awan panas sebanyak 43 kali dari pukul 00.00-12.00 WIB, Senin, dengan luncurannya ke arah hulu Kali Krasak dan Kali Boyong, serta sebagian masuk hulu Kali Gendol. "Dengan demikian, dari pukul 06.00-12.00 WIB awan panas terjadi 27 kali, karena pada pukul 00.00-06.00 awan panas terjadi 16 kali," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Dr A Ratdomo Purbo di Yogyakarta, Senin sore. Menurut dia, dari awan panas sebanyak itu, yang paling besar terjadi pada pukul 05.55 WIB dengan jarak luncur maksimum empat kilometer ke arah hulu Kali Krasak. Sedangkan gempa fase banyak (MP) tercatat 20 kali dan gempa guguran 38 kali. "Awan panas yang terjadi Senin jumlahnya lebih sedikit dibanding yang terjadi Minggu (14/5), namun jarak luncurnya lebih panjang. Pada Minggu (14/5) awan panas terjadi 57 kali ke arah hulu Kali Krasak, Kali Gendol, dan Kali Boyong dengan jarak luncur maksimum 2,5 kilometer," katanya. Ia mengatakan, jarak luncur awan panas Merapi dapat mencapai maksimum 12 kilometer, namun selama ini awan panas yang terjadi dengan jarak luncur maksimum enam kilometer. "Oleh karena itu, warga yang bermukim di radius enam kilometer dari puncak Merapi harus waspada, karena jarak luncur awan panas tidak dapat diprediksi secara tepat, bisa enam hingga delapan kilometer, bahkan bisa lebih dari 10 kilometer," katanya. Ia mengemukakan, awan panas yang terjadi Senin pagi itu baru sebagian kecil dari guguran atau longsoran kubah lava dengan volume sekitar 2,3 juta meter kubik. Guguran atau longsoran kubah lava yang menjadi awan panas masih bisa lebih besar lagi. "Untuk itu, warga yang tinggal di kawasan rawan bencana harus berhati-hati dan waspada, karena awan panas masih bisa terjadi lagi dengan volume yang lebih besar" katanya. Saat ditanya sampai kapan fase awas Merapi ditetapkan, Ratdomo Purbo mengatakan, secara pasti tidak dapat diprediksikan, tetapi BPPTK akan terus mengamati dan memantau aktivitasnya. "Namun berdasarkan pengalaman selama ini status awas Merapi paling lama tujuh hari. Untuk yang sekarang kami belum tahu sampai berapa hari, kita tunggu saja," kata dia.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006