Jakarta (ANTARA) - Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik yang merupakan salah satu kepala daerah penerima Anugerah Kebudayaan PWI bertekad mengembalikan kejayaan sumber daya alam masa lampau di daerah itu.

"Harapannya agar kopra putih jadi primadona dari Kabupaten Halmahera Selatan, Maluku Utara," kata Bupati Halmahera Selatan Usman Sidik melalui keterangan tertulis PWI Pusat yang diterima di Jakarta, Kamis

Hal tersebut disampaikannya saat mempresentasikan kopra putih dengan mengusung tema Pangan Inovasi Kopra Putih di hadapan dewan juri Anugerah Kebudayaan PWI Pusat.

Harapan mantan wartawan di salah satu televisi nasional itu tampaknya tidak berlebihan mengingat saat ini Halmahera Selatan memiliki luas perkebunan kelapa mencapai 29.731 hektare dengan produksi 23.532ton per tahun.

Harapan besar Usman Sidik terinspirasi dari sejarah kejayaan SDA masa lampau Kesultanan Bacan di Halmahera Selatan. Pada saat itu SDA melimpah dan berjaya layaknya rempah sehingga mengundang bangsa Eropa datang.

Ia menceritakan pada zaman Kolonial Belanda, Kesultanan Bacan sempat mendirikan maskapai perdagangan Batjan Archipel Maastchappij (BAM) setelah mendapat konsesi dari Sultan Sadik selama 75 tahun.

Hasil perkebunannya mampu menembus pasar Eropa, salah satunya perkebunan kelapa BAM didirikan oleh Mr. M.E.F. Elout pada tanggal 8 Juni 1880. Mr. Elout tiba di Bacan tinggal di sana hingga 27 November 1880 dan bertekad menjadikan Bacan sebagai Deli kedua.

Ketika terpilih sebagai Bupati Halmahera Selatan, Sidik melihat kopra menjadi andalan masyarakat sebagai mata pencarian dan masih diolah secara tradisional dengan pengasapan.

Pengolahan secara tradisional tersebut berimbas pada nilai jual karena kopra berwarna hitam/cokelat dan terkesan tidak begitu menarik. Kualitas hasil produknya juga kurang baik karena warna kelapanya hitam.

"Nilai ekonominya juga rendah sehingga berpengaruh pada harga jual yang sering berfluktuasi," ujarnya.

Melihat kondisi tersebut, dia mendorong adanya inovasi pengolahan kelapa menjadi kopra putih sehingga kualitasnya lebih terjamin dan sesuai permintaan pasar. Dengan demikian, harganya pun bisa lebih mahal serta menguntungkan masyarakat.

Inovasi pertama, yaitu memerintahkan dinas pertanian setempat mengadakan pelatihan bagi kelompok petani kelapa agar bisa menghasilkan kopra putih yang lebih bernilai ekonomi daripada kopra hitam.

Pemerintah setempat juga menyerahkan bantuan sebanyak 12 unit pengolahan kopra putih yang dipusatkan di Desa Tabapoma, Kecamatan Bacan Timur Tengah. Tujuannya agar para petani bisa menggunakan unit pengolahan kopra putih sehingga bisa meningkatkan daya saing komoditas unggulan.

"Program ini baru dimulai tahun 2021 tapi hasilnya sudah mulai dirasakan masyarakat," ujar dia.

Kabupaten Halmahera Selatan memiliki luas wilayah 40.263,72 kilometer persegi atau sekitar 27,62 persen dari luas Provinsi Maluku Utara. Luas daratannya mencapai 8.779.32 kilometer persegi (22 persen), dan luas laut 31.484,40 kilometer persegi dengan 371 pulau.

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023