Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM-UI) Pandu Riono mengemukakan mandat program vaksinasi COVID-19 di tengah masa transisi menuju endemi adalah menekan angka kematian hingga titik terendah.

"Sekarang, mandatnya adalah menekan kematian sampai serendah-rendahnya. Saat ini tidak ada pasien COVID-19 yang sampai masuk rumah sakit, tapi bukan berarti tidak ada yang sakit," kata Pandu Riono dalam konferensi pers Serologi Nasional 2023 di Gedung Kemenkes RI Jakarta, Jumat.

Menurut Pandu, mereka yang jatuh sakit akibat SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 umumnya bergejala ringan karena punya imunitas tubuh, baik dari infeksi alami maupun program vaksinasi COVID-19 pemerintah.

Ia mencontohkan, situasi itu dialami tiga orang yang terkonfirmasi mutasi virus terbaru Subvarian Omicron XBB.1.5 atau Kraken di Indonesia.

Baca juga: Kemenkes: Booster ke-2 tetap penting, meski 99 persen miliki antibodi

Baca juga: Kemenkes: 99 persen populasi Indonesia punya antibodi COVID-19


"Kasus yang kemarin heboh, Kraken, gejalanya ringan. Sementara di negara lain sampai memicu lonjakan kasus. Kenapa di Indonesia, kok, tenang-tenang saja, di negara lain tinggi, itu karena imunitas kita," katanya.

Kementerian Kesehatan RI melaporkan, per 2 Februari 2023, angka kematian pasien COVID-19 masih terjadi di Indonesia. Dalam kurun dua pekan terakhir, tercatat sebanyak lima jiwa.

Tim serosurvei sekaligus Epidemiolog dari FKM UI Iwan Ariawan mengatakan kadar antibodi yang tinggi di masyarakat saat ini bermanfaat untuk mencegah sakit yang berat maupun kematian.

"Ada analisis dari kasus COVID-19 di Indonesia, menunjukkan risiko kematian paling rendah ada pada mereka yang sudah memperoleh booster. Tidak masalah vaksin boosternya apapun, itu risiko kematiannya turun cukup jauh," katanya.

Namun, dari studi serosurvei dan analisis kematian itu, kata Iwan, sangat jelas bahwa vaksinasi masih menjadi hal penting untuk dipenuhi oleh masyarakat.

"Infeksi bisa tetap terjadi, karena dalam kondisi sekarang kita tidak mungkin melenyapkan SARS-CoV-2," katanya.

Sebelumnya, hasil serosurvei nasional per Januari 2023 menunjukkan cakupan dan level imunitas penduduk di Indonesia tinggi, dengan proporsi 99 persen atau naik dari periode Juli 2022 berkisar 98 persen. Level antibodi yang dimiliki masyarakat dilaporkan meningkat sebesar 1,5 kali sejak Juli 2022 sebesar 2.095 menjadi 3.207.*

Baca juga: Kementerian ESDM gelar vaksinasi COVID-19 booster ke-2

Baca juga: Kadinkes: Persediaan vaksin COVID-19 di Kalteng 20 ribu dosis

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023