Kyoto (ANTARA) - Pemerintah Prefektur Kyoto, Jepang, menyatakan pihaknya berharap dapat kembali fokus kepada program pertukaran generasi muda, termasuk siswa SD hingga SMA, untuk memperdalam hubungan dengan Sister City Provinsi DI Yogyakarta.

“Kami juga ingin melakukan pertukaran SDM termasuk guru dan siswa yang tentunya dapat memberi manfaat yang positif di masa depan,” kata Direktur Divisi Bidang Internasional Pemerintah Prefektur Kyoto, Hitoshi Hirai, dalam wawancara bersama Antara di Kyoto pada Jumat petang.

Menurut dia, jumlah siswa asal Kyoto yang menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta per tahun rata-rata sebanyak lima orang.

“Kami juga ingin menerima guru dan siswa dari Indonesia lebih banyak lagi,” kata Hirai.

Hirai menjelaskan pandemi membatalkan beberapa program pertukaran siswa antara Yogyakarta dan Kyoto.

Oleh karena itu, kata Hirai, hal awal yang fokus dilakukan yakni mengembalikan pemahaman antara Kyoto dan Yogyakarta.

“Hal pertama yakni membangun rasa saling paham antara Kyoto dan Yogyakarta, kemudian meningkatkan hubungan erat serta mendukung pergerakan ekonomi,” ujar Hirai.

Prefektur Kyoto dan Provinsi Yogyakarta telah memiliki kerja sama sebagai sister city sejak tahun 1985.

Menjelang 40 tahun hubungan sister city antara Kyoto dengan Yogyakarta pada 2025, pemerintah prefektur juga mengoordinasikan rencana aksi untuk mempererat silaturahim kedua kawasan.

Beberapa rencana aksi tersebut yakni pertukaran olahraga, penyelenggaraan acara budaya, pengembangan sumber daya manusia, dan pameran lukisan, serta pencocokan bisnis antara kedua daerah.

Baca juga: Jepang nilai potensi kerja sama Indonesia masih menarik untuk bisnis
Baca juga: Jepang berkomitmen tingkatkan kualitas SDM Indonesia
Baca juga: Indonesia bangun proyek rintisan imbal dagang dengan Jepang

Pewarta: Bayu Prasetyo
Editor: Azis Kurmala
Copyright © ANTARA 2023