Jambi, (ANTARA News) - Selama ini banyak cukong kayu di Provinsi Jambi yang memanfaatkan masyarakat untuk menghancurkan hutan tanpa ada kontribusinya kepada negara, lalu perusahaan-perusahaan kayu mencemari air Sungai Batanghari karena mereka membuang limbah padatnya ke sungai. Namun sekarang setelah ditingkatkannya operasi ilegal loging, terlihat tidak ada lagi limbah kayu yang mencemari permukaan Sungai Batanghari, tinggal penambangan emas liar yang harus ditertibkan, kata Gubernur Jambi Zulkifli Nurdin di Sei Tapa, Selasa (16/5). Pada peresmian fasilitas Pusat Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat yang dibangun PT Wirakarya Sakti (WKS), di Sei Tapa, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Gubernur Zulkifli Nurdin menyatakan bangga dengan perusahaan pembangunan kehutanan itu yang dalam melestarikan hutan. Dalam membangun hutan tanaman industri untuk bahan baku pulp (bubur kertas) dan kertas tisue tujuan ekspor, PT WKS membangun kemitraan dengan masyarakat sekitar hutan, memberikan bantuan beasiswa pendidikan, usaha peternakan, pertanian, kehutanan dan perkebunan. Perusahaan yang telah mendapatkan berbagai sertifikat karena memiliki manajemen lingkungan yang baik, juga memberdayakan masyarakat sekitar hutan dengan memberikan pelatihan secara gratis untuk menjadi petani handal. Beberapa hari lalu Gubernur Jambi mengatakan sangat miris ketika mengundang para perusahaan minyak dan gas (migas) yang beroperasi di Provinsi Jambi yang disebutkannya kurang memperhatikan masyarakat sekitar perusahaan. Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi di Jambi, karena bisa menimbulkan kecemburuan sosial dan menyebabkan "class action" dan perusahaan yang beroperasi di daerah diminta meniru manajemen PT WKS yang memberdayakan masyarakat lokal. Masyarakat lokal Jambi, maksudnya yang sudah menjadi penduduk Jambi bisa orang Jawa, Minang, Sunda, Batak, Ambon atau dari daerah lain, tetapi menetap di Jambi, ucap Gubernur yang mendapat sambutan dari masyarakat yang hadir. Alasan agar perusahaan-perusahaan besar yang beroperasi Jambi memanfaatkan tenaga kerja lokal, karena setiap tahun terdapat 4.500 hingga 5.000 lulusan sarjana dari Jambi. (*)

Copyright © ANTARA 2006