Manokwari (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan di Kabupaten Manokwari, Papua Barat, mewaspadai gelombang tinggi yang terjadi hingga 10 Februari 2023.
 
Kepala Klimatologi Papua Barat Uci Sanusi di Manokwari, Selasa, mengatakan perairan Manokwari bagian utara berpotensi terjadinya gelombang tinggi 2,4-4 meter karena kecepatan angin berkisar 3-20 knot.
 
"Kami imbau para nelayan dan warga yang tinggal di pesisir tetap waspada," kata Sanusi.
 
Ia menuturkan BMKG rutin memberikan informasi terkait perkembangan cuaca terbaru melalui sejumlah media digital agar dapat diakses masyarakat.

Baca juga: BMKG tingkatkan keselamatan nelayan lewat penguatan SLCN
 
Oleh sebab itu, nelayan diharapkan terlebih dahulu mengecek informasi cuaca sebelum melaut.
 
"BMKG selalu memberikan informasi terkini, alangkah baiknya mengecek informasi cuaca sebelum pergi melaut," ucap dia.
 
Ia mengatakan, potensi gelombang tinggi juga terjadi wilayah utara Kabupaten Raja Ampat, Kaimana, dan wilayah yang berhadapan dengan Samudera Pasifik karena kecepatan angin 3-15 knot.
 
Selain gelombang tinggi, kata dia, potensi curah hujan rendah juga terjadi di beberapa kabupaten/kota baik di Papua Barat maupun Papua Barat Daya.
 
Kendati demikian, ada beberapa wilayah masuk kategori potensi hujan sedang berkisar 60-150 milimeter seperti Kota Sorong.

Baca juga: BMKG edukasi nelayan Trenggalek cara akses informasi cuaca maritim
 
"Jadi, daerah di Papua Barat Daya berpotensi hujan sedang, kalau Papua Barat hujan rendah," ujar dia.
 
Menurut dia, dengan adanya curah hujan rendah maka dapat berpotensi terjadinya banjir menengah di wilayah Manokwari bagian utara dan sebagian daerah Maybrat, Papua Barat Daya.
 
Begitu pula wilayah Sorong Raya juga berpotensi terjadinya banjir berskala rendah.

Ia menjelaskan, perubahan cuaca di Papua Barat merupakan imbas dari pembentukan siklon yang terjadi pada daerah selatan.

Baca juga: Sekolah Lapang Cuaca Nelayan tingkatkan produktivitas nelayan
 
"Potensi hujan tinggi di Sorong itu mulai bulan Juli-Agustus maka otomatis potensi rawan banjir tinggi," ucap dia.

Pewarta: Fransiskus Salu Weking
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023