Lumajang, (ANTARA News) - Cilegon, Propinsi Banten, yang dikenal sebagai "Kota Industri", ternyata masih harus belajar masalah pengelolaan lingkungan ke kota Lumajang, Jawa Timur, yang telah mendapatkan penghargaan pemerintah dengan meraih Piala Adipura. "Sudah banyak daerah yang belajar masalah pengelolaan lingkungan kota ke Lumajang, sehingga kami tertarik untuk turut menimba ilmu guna menata dan menghijaukan Cilegon yang masih gersang," kata Arif, dari Dinas Lingkungan Hidup Pemerintah Kota Cilegon, setelah melakukan kunjungan itu, Selasa (16/5). Meskipun Cilegon dari sisi pendapatan asli daerahnya cukup besar, yakni mencapai Rp95 miliar, sementara Lumajang PAD nya belum seberapa, ternyata sudah mampu menata dan menghijaukan lingkungan kota hingga terlihat asri dan rapi. Cilegon yang semula berstatus kota administratif, kemudian tahun 2000 ditetapkan menjadi pemerintah kota otonom, baru berhasil meraih penghargaan Kota Investasi, dengan pertumbuhan ekonomi 7,04 persen, yang didukung 52 persen potensi industri. Dengan potensi yang demikian besar, Pemerintah Kota Cilegon menginginkan dapat pula mengelola lingkungan perkotaan dengan baik, seperti kota Lumajang. "Kami berharap Cilegon sebagai kota investasi dan potensi industri yang tinggi, dapat ditunjang oleh kondisi lingkungan yang baik," ujar Arif. Kunjungan rombongan Pemkot Cilegon selama dua hari tersebut, selain diikuti pejabat dan staf dari Dinas Lingkungan Hidup, juga dari Bappeko dan Dinas Pekerjaan Umum, yang berharap bisa mewujudkan kotanya tertib, bersih, rapi, indah dan asri. Oleh karena itu, kesempatan kunjungan tersebut benar-benar dimanfaatkan untuk melihat dan menelusuri berbagai sudut kota Lumajang, serta menghimpun informasi, yang diharapkan jika memungkinkan bisa diterapkan di Cilegon. Satu hal yang menarik perhatian rombongan Pemerintah Kota Cilegon adalah bagaimana kota Lumajang dengan potensi yang mungkin tidak lebih baik dari Cilegon, mampu mengelola kota dengan baik. Menurut Kepala Dinas Kebersihan dan Pengendalian Lingkungan Kabupaten Lumajang, Nawawi Yasid, kunci keberhasilan menata kotanya adalah melalui komunikasi dan kebersamaan, dengan mengedepankan peran empat pilar pengelola lingkungan. Keempat pilar tersebut adalah pimpinan daerah, leading sektor, dinas/instansi dan masyarakat. "Tanpa kebersamaan dan komunikasi yang baik serta kepedulian dari masing-masing unsur, pengeloaan lingkungan yang baik tidak akan terwujud," ucapnya. Hasil pengamatan dan informasi pengelolaan lingkungan dari Lumajang ini, akan berusaha diterapkan di Cilegon dengan disesuaikan kondisi lingkungan "Kota Industri" yang menjadi pusat kegiatan usaha sejumlah konglomerat tersebut. (*)

Copyright © ANTARA 2006