"Ini menjadi preseden yang sangat berbahaya. Jika seseorang melakukannya sekali, dia bisa melakukannya di mana pun di dunia ini untuk kedua kalinya. Tidak banyak negara yang bisa melakukan sabotase seperti itu," ujar Peskov.
Menurut Hersh, yang merupakan pemenang Penghargaan Pulitzer, para penyelam AS memasang bahan peledak di bawah pipa Nord Stream saat latihan militer Baltic Operations (BALTOPS) yang dilakukan aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) pada musim panas 2022 dan akhirnya meledakkannya pada September tahun lalu.
Artikel Hersh tidak disebarluaskan di media Barat, dan Rusia telah melihat upaya untuk secara diam-diam membatasi penyelidikan, kata Peskov.
Ketua Duma Negara Rusia Vyacheslav Volodin melalui Telegram mengatakan bahwa "fakta-fakta yang dipublikasikan harus menjadi dasar bagi penyelidikan internasional" terhadap kasus kebocoran pipa gas Nord Stream.
Pewarta: Xinhua
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023