Washington (ANTARA) - Jet tempur Amerika Serikat pada Minggu (12/2) menembak jatuh sebuah objek berbentuk segi delapan dekat Danau Huron, demikian disampaikan Pentagon.

Peristiwa tersebut adalah insiden terakhir sejak kemunculan balon yang diduga merupakan mata-mata China yang membuat pasukan keamanan di Amerika Utara dalam siaga penuh.

Benda itu adalah objek terbang keempat yang ditembak jatuh di atas wilayah udara Amerika Utara oleh rudal AS dalam waktu lebih dari sepekan.

Glen VanHerck, Jenderal Angkatan Udara AS yang bertugas menjaga wilayah udara AS, mengatakan kepada wartawan bahwa pihak militer belum dapat mengidentifikasi jenis tiga objek terbaru itu, bagaimana mereka bisa melayang tinggi, atau dari mana asalnya.

"Kami menyebut mereka objek, bukan balon, karena alasan tertentu," kata VanHerck, kepala Komando Pertahanan Luar Angkasa Amerika Utara (NORAD) dan Komando Utara.

Ketika ditanya apakah dia mengesampingkan makhluk luar angkasa, VanHerck menegaskan bahwa dia belum mengesampingkan kemungkinan apa pun.

"Saya akan mempercayakan kepada komunitas intel dan komunitas kontraintelijen untuk mencari jawaban," katanya.

Sementara itu pejabat pertahanan lainnya, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa militer tidak melihat bukti bahwa benda-benda itu berasal dari luar angkasa.

Atas perintah Presiden Joe Biden, pesawat tempur F-16 AS menembak jatuh objek tersebut pada pukul 14:42 waktu setempat di atas Danau Huron di perbatasan AS-Kanada, kata juru bicara Pentagon Patrick Ryder dalam sebuah pernyataan resmi.

"Meskipun tidak menimbulkan ancaman militer, objek tersebut berpotensi mengganggu lalu lintas udara domestik karena terbang pada ketinggian 20.000 kaki (6.100 m), dan mungkin memiliki kemampuan pengawasan," kata Ryder.

Objek itu tampak berbentuk segi delapan (oktagonal), dengan tali yang menggantung tetapi tidak ada muatan yang terlihat, kata seorang pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama.

Objek itu diyakini sama dengan yang baru-baru ini terdeteksi di atas Montana dekat lokasi militer yang sensitif, mendorong penutupan wilayah udara AS, kata Pentagon.

Militer akan mencoba mengumpulkan objek yang jatuh di atas Danau Huron untuk mempelajarinya lebih lanjut, kata VanHerck kepada wartawan.

Dia mengatakan ada kemungkinan objek tersebut jatuh ke perairan Kanada.

Insiden itu menimbulkan pertanyaan tentang serentetan objek tidak biasa yang muncul di langit Amerika Utara dalam beberapa pekan terakhir dan meningkatkan ketegangan dengan China.

"Kami membutuhkan fakta tentang dari mana asalnya, apa tujuannya, dan mengapa frekuensinya meningkat," kata anggota DPR AS Debbie Dingell, salah satu dari beberapa legislator asal Michigan yang memuji keputusan militer menjatuhkan objek tersebut.

Pejabat AS mengidentifikasi objek pertama sebagai balon pengintai milik China dan menembak jatuh di lepas pantai South Carolina pada 4 Februari. Pada Jumat, objek kedua ditembak jatuh di atas es laut dekat Deadhorse, Alaska.

Sementara objek ketiga dihancurkan di atas Yukon, Kanada pada Sabtu (11/2), dan penyelidik masih mencari serpihannya.

"Keamanan warga adalah prioritas utama kami dan itulah mengapa saya membuat keputusan untuk menembak jatuh objek tak dikenal itu," kata Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau kepada wartawan, Minggu.

Kawasan Amerika Utara telah mewaspadai penyusupan udara menyusul kemunculan balon udara China berwarna putih yang menarik perhatian di atas langit Amerika awal bulan ini.

Balon setinggi 200 kaki (setinggi 60 meter) itu - yang dituduh Amerika digunakan Beijing untuk memata-matai Amerika Serikat - menyebabkan insiden internasional, serta membuat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke China hanya beberapa jam menjelang keberangkatan.

Pejabat Pentagon mengatakan mereka memperketat pengawasan radar sejak saat itu.

Kekhawatiran terhadap masalah pengawasan membuat pejabat AS waspada dan hanya dalam jangka dua kali dalam 24 jam, pejabat AS menutup wilayah udara, meski dibuka lagi tidak lama kemudian.

Pada Minggu, Administrasi Penerbangan Federal secara singkat menutup ruang di atas Danau Michigan. Pada Sabtu, militer AS mengerahkan jet tempur di Montana untuk menyelidiki anomali radar di sana.

China menyangkal balon pertama digunakan untuk pengawasan dan mengatakan itu adalah pesawat penelitian sipil. Mereka mengutuk Amerika Serikat karena menembak jatuh balon itu di lepas pantai South Carolina pada Sabtu lalu.

Pemimpin Mayoritas Senat AS Chuck Schumer mengatakan kepada penyiar AS ABC bahwa dua objek terbaru adalah balon yang lebih kecil daripada yang sebelumnya.

Gedung Putih hanya mengatakan bahwa objek yang baru saja ditembak jatuh "tidak mirip" dengan balon China, menyatakan bahwa deskripsi Schumer tentang balon tersebut "jauh lebih kecil".

"Kami tidak akan menguraikan mereka dengan pasti sampai kami dapat mengumpulkan puing-puing, seperti yang sedang kami lakukan," kata seorang juru bicara Gedung Putih.

Otoritas di Kanada yang berupaya mengumpulkan puing-puing dari objek yang ditembak jatuh di atas Yukon, menghadapi tantangan karena wilayah tersebut adalah wilayah berpenduduk jarang di ujung barat laut Kanada, berbatasan dengan Alaska.

Sumber: Reuters

Baca juga: Misteri dan implikasi insiden balon udara China di AS

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023