Surabaya (ANTARA) - Rumah Sakit Terapung Ksatria Airlangga (RSTKA) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga Surabaya telah berlayar ke 86 pulau yang ada di Indonesia selama lima tahun mereka berdiri.

"Selama lima tahun berdiri RSTKA telah mengunjungi 86 pulau, melakukan 1.621 operasi bedah umum, dan telah berkolaborasi dengan 2.200 relawan," kata Direktur RSTKA Dr. Agus Harianto dalam simposium bertema "Advanture and Remote Medicine" di Surabaya, Senin.

RSTKA selama ini memang fokus untuk membantu menyelesaikan masalah kesehatan. Khususnya di daerah terpencil, tertinggal, dan terluar.

Agus juga mengatakan angka itu merupakan bentuk jerih payah relawan yang bahu membahu memberikan pelayanan kesehatan yang prima kepada masyarakat kepulauan dengan semangat cinta dan ungkapan rendah hati.

Baca juga: Kapal RSTKA arungi Kepulauan Madura lakukan misi kemanusiaan sebulan

Baca juga: KRI dr Wahidin Sudirohusodo, rumah sakit terapung di timur Indonesia


"Program ini sangat 'seksi'. Kami bekerja berdasar panggilan dari pulau ke pulau. Dan, ini yang menjadi titik keseruannya," ujarnya.

Pada usia ke-5 tahun itu, RSTKA menggagas sepuluh usulan aspek pelayanan kesehatan daerah terpencil yang menjadi kolegium Ilmu Kedokteran Petualangan dan Daerah Terpencil. Sepuluh usulan tersebut adalah keterpanggilan dengan kekuatan karakter pengabdian; kemampuan berkomunikasi dan bekerja sama.

Selanjutnya, kemampuan menjangkau daerah yang sulit dijangkau; kemampuan bertahan hidup (survival); ketajaman klinis; pembekalan ilmu kesehatan masyarakat; menghadirkan perubahan multidisiplin berbasis riset dan inovasi; bekerja di daerah dengan seting lintas  budaya; serta pemanfaatan telemedicine dan keterampilan visual serta jurnalistik.

Dari sepuluh usulan tersebut, Dr. Agus meminta secara langsung kepada dekan Fakultas Kedokteran Unair, Prof. Budi Santoso untuk menggarap modul pembelajar FK dengan mata kuliah elektif. Harapannya usulan tersebut bisa membekali calon dokter yang siap untuk membantu menyelesaikan kesehatan di daerah terpencil dan tertinggal.

Sementara itu, Dekan Fakultas Kedokteran Prof. Budi Santoso mengamini RSTKA menjadi role model atau contoh untuk seluruh fakultas kedokteran di Indonesia.

"Kalau tidak ada tekad kita bersama, kalau tidak ada semangat yang gigih dari para pengurus dan semua yang terlibat, tidak mungkin usia RSTKA akan bertahan sampai lima tahun," ujarnya.*

Baca juga: Gubernur Jatim berangkatkan pelayaran RST Unair ke kepulauan

Baca juga: RS Apung raih MURI sukses laksanakan operasi katarak terbanyak


Pewarta: Willi Irawan
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023