Makassar (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar menyebutkan banjir yang melanda sebagian Kota Makassar, Sulawesi Selatan, dipicu naiknya air pasang laut.

"Tadi pagi periode pasang dengan ketinggian 1,2 meter. Pada waktu bersamaan terjadi curah hujan ekstrem," ujar Kepala Bidang Data dan Infomasi BMKG Wilayah IV Makassar Hanafi Hamzah di Makassar, Senin.

Ia menjelaskan, saat terjadi curah hujan ekstrem dengan intensitas lebat hingga sangat lebat yang mencapai 50 milimeter hingga 150 milimeter menimbulkan penumpukan air, di sisi lain air pasang laut naik ke permukaan

"Banjir karena pasang aliran air di sungai dari laut ke darat, dan bersamaan waktunya aliran air hujan dari darat ke sungai. Akibat bertemunya kedua aliran air tersebut, maka aliran air stagnan. Akhirnya, air tidak bergerak ke laut," tutur Hanafi.

Baca juga: BMKG Wilayah IV Makassar imbau masyarakat waspada banjir rob

Kendati demikian, kejadian tersebut berlangsung selama dua jam, dan aliran sungai yang menampung aliran air hujan dari permukaan akan kembali ke laut. Hal ini, kata dia, menjadi gambaran pengamatan yang terjadi sejak pagi tadi.

Berdasarkan pengamatan citra satelit pada diagram grafik BMKG Stasiun Meteorologi Maritim Potere Makassar, kata dia, pasang surut air berada di posisi barat Sulawesi Selatan meliputi wilayah barat Makassar sampai Parepare.

"Grafik mendatar sumbu X adalah periode dalam jam, sumbu Y adalah ketinggian pasang air laut. Antara pukul 09.00-10.00 Wita puncak ketinggian 1,2 meter. Pada pukul 21.00 Wita nanti puncaknya diperkirakan akan terjadi gelombang pasang dengan ketinggian 1,2 meter," kata Hanafi.

 
Sejumlah pengendara motor menerobos banjir di jalan protokol Jalan Andi Pangeran Pettarani yang terlihat macet parah saat tergenang air di Makassar, Sulawesi Selatan, Senin (13/2/2023). ANTARA/Darwin Fatir.





Sebelumnya, BMKG Wilayah IV Makassar mengeluarkan informasi peringatan dini pada 12-16 Februari 2023 dengan curah hujan intensitas lebat-sangat lebat berpotensi terjadi di wilayah Sulawesi Selatan.

Baca juga: Dilanda cuaca buruk, sebagian wilayah Kota Makassar terendam banjir

Sedangkan ketinggian gelombang dengan kategori sedang 1,25 2,5 meter terjadi di Perairan Parepare, Perairan Spermonde Pangkep, perairan barat Kepulauan Selayar, Perairan Sabalana, Teluk Bone bagian utara, Teluk Bone bagian selatan.

Perairan timur Kepulauan Selayar, Laut Flores bagian utara, Laut Flores bagian barat, Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian utara, dan Perairan Pulau Bonerate-Kalaotoa bagian selatan.

Kemudian ketinggian gelombang dengan kategori tinggi 2,5-4,0 meter di Selat Makassar bagian selatan, Perairan Spermonde Pangkep bagian barat, Perairan Spermonde Makassar bagian barat, dan Laut Flores bagian timur.

Hal senada disampaikan Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto bahwa sejak pagi tadi terjadi kenaikan air pasang laut, sehingga air hujan tidak mengalir ke muara, termasuk faktor drainase tersumbat mengakibatkan genangan air. Untuk air pasang laut terjadi dua kali hari ini.

"Tadi pukul 09.00 Wita, (air pasang) dan sebentar pukul 18.00 Wita (air pasang) naik lagi, itu lebih tinggi. Namun, kami seluruh jajaran turun ke lapangan untuk memastikan kondisi masyarakat aman," kata pria disapa akrab Danny Pomanto saat meninjau banjir di Jalan Sulawesi.

Baca juga: Makassar tergenang, OPD-lurah-camat diminta siaga penanganan banjir.

Berdasarkan pemantauan, dampak banjir terparah berada di wilayah pinggir Pantai Losari, dua hotel besar yakni Arya Duta dan MGH dan pusat perbelanjaan Karebosi terendam air Bahkan sepanjang Jalan Sulawesi, Jalan Nusantara Pelabuhan Makassar dan sekitarnya yang berdekatan area pantai ketinggian air mencapai satu meter.

Banjir juga merendam sejumlah jalan protokol di antaranya Jalan Andi Pangeran Pettarani, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Perintis dan sekitarnya. Perkantoran, hotel, dan toko serta permukiman warga termasuk Bandara Hasanuddin tidak luput dari kepungan air. Sejauh ini BPBD Makassar masih melaksanakan pengumpulan data dan evakuasi warga terdampak.

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023