Jakarta (ANTARA) - Menyambut hari kasih sayang yang jatuh pada 14 Februari, Psikolog Klinis Irma Gustiana mengatakan love language atau bahasa cinta ternyata dapat diungkapkan pada diri sendiri.

“Ini adalah bagian terpenting dari bahasa cinta, penting mengenal diri, dan lima love language itu sangat bisa bahkan harus kita terapkan ke diri sendiri,” ujar Irma pada Workshop Sambut Hari Kasih Sayang Bersama Tokopedia di Jakarta, Senin.

Sempat jadi kata kunci paling dicari di Google, banyak orang menganggap love language adalah cara seseorang mengekspresikan cinta dan kasih sayangnya kepada orang lain.

Sebenarnya tidak ada yang salah dari pengertian itu, namun menurut Psikolog mitra profesional di Lembaga Psikologi Terapan Universitas Indonesia itu, banyak orang yang terkadang lupa untuk mencintai dirinya sendiri sebelum memberi cinta kepada orang lain.

Baca juga: Lima bahasa cinta menurut ahli psikologi

Setidaknya ada lima jenis love language yang dimiliki tiap orang, di antaranya physical touch (sentuhan fisik), words of affirmation (kata-kata penegasan), quality time (waktu berkualitas), receiving/giving gift (menerima/memberi hadiah), serta act of service (pelayanan).

Irma mencontohkan, dirinya dengan bahasa cinta physical touch kerap kali mempraktekkan butterfly hug, atau pelukan gaya kupu-kupu di mana seseorang menyilangkan kedua tangan di dada atau pundak untuk memeluk diri sendiri.

Butterfly hug ini biasa disebut dalam istilah psikologi dan terbukti memiliki dampak positif pada kesehatan mental seseorang.

“Selain itu sekedar memakai body lotion atau pergi ke spa juga bisa menjadi bentuk love language pada diri sendiri bagi yang memiliki bahasa cinta physical touch,” imbuhnya.

Bagi seseorang dengan love language words of affirmation, validasi diri setiap hari perlu dilakukan untuk penguatan diri. Dimana selama ini kerap kali kita mencarinya dari orang lain.

“Bagi yang bahasa cintanya receive/give gift sangat boleh kita self reward dengan membeli suatu barang kecil yang kita suka, sebagai ucapan selamat atas pencapaian diri sekecil apapun itu,” ucap Irma.

Sementara seseorang yang berbahasa cinta act of service, dapat mentraktir diri sendiri dengan mengkonsumsi “comfort food” atau kesukaan.

“Untuk quality time, beri waktu berkualitas kepada diri sendiri tanpa gangguan selama 15-30 menit, dalam psikologi itu sudah bisa menjadi terapi mandiri kalau kita dalam keadaan stres,” imbuhnya menambahkan.

Baca juga: "Love Language" seseorang bisa jadi ekspresi trauma masa kecil

Baca juga: Pentingnya tahu bahasa cinta dalam hubungan asmara

Baca juga: Solusi hubungan awet, kenali bahasa cinta pasangan


Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023