Kondisinya ada kemajuan dan sudah lebih baik
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Barat memastikan satu pasien gangguan ginjal asal Kecamatan Kembangan bukan disebabkan  obat sirop.

"Dia memang sakit ada gangguan fungsi ginjal tapi bukan karena sirop," kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari, saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Informasi tersebut didapat Erizon setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), tempat pasien dirawat.

Dia melanjutkan, pasien sempat mengonsumsi obat sirop penurun demam khusus anak bermerek Praxion.

Setelah dicek, obat tersebut dinyatakan layak untuk dijual dan dikonsumsi oleh Kementerian Kesehatan.

Hingga saat ini, Erizon belum bisa menjelaskan dengan rinci apa penyebab penyakit gangguan ginjal yang diderita anak tersebut. Saat ini, pasien tersebut masih menjalani perawatan intensif di RSCM.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan DKI menerima dua laporan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) di Jakarta Barat dan Jakarta Timur.

Kepala Seksi Surveilans, Epidemiologi dan Imunisasi Dinkes DKI Ngabila Salama mengatakan dari dua temuan itu, satu pasien terkonfirmasi mengalami gangguan ginjal akut yang akhirnya meninggal dunia. Satu pasien lainnya masih suspek dan masih dirawat di salah satu rumah sakit.

Ngabila mengatakan, saat ini kondisi satu pasien yang sedang dirawat itu sudah menunjukkan tanda membaik.

"Kondisinya ada kemajuan dan sudah lebih baik,” kata Ngabila.

Ia menganjurkan agar orang tua memberikan terapi non obat apabila anak sedang sakit demam, batuk, dan pilek di antaranya dengan makan, minum, dan istirahat cukup sebagai salah satu kunci.

Meski begitu, dalam kondisi tertentu dia menganjurkan masyarakat untuk tidak gegabah. Ngabila menyarankan agar masyarakat memantau gejala anak sesudah diberi obat jika kondisi tidak membaik atau bahkan ada keluhan tambahan.

Keluhan tambahan itu di antaranya produksi kencing berkurang atau tidak kencing sama sekali padahal cukup minum.

Apabila kondisi tersebut ditemukan, ia meminta untuk segera memeriksakan pasien kepada tenaga medis atau dokter.

Kementerian Kesehatan sempat melaporkan kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal di Indonesia  sebanyak 324 kasus dan sudah menurun sejak November 2022.

Dari ratusan kasus itu, paling banyak dilaporkan di DKI Jakarta mencapai 47 orang meninggal dunia dan 32 orang sembuh dengan total kasus di DKI per 15 November 2022 mencapai 83 kasus.
Baca juga: DKI perkirakan pasien negatif GGAPA mengarah ke "long COVID-19"
Baca juga: Satu pasien suspek ginjal akut dinyatakan negatif
Baca juga: Dinkes DKI pantau kondisi pasien suspek gagal ginjal akut

Pewarta: Walda Marison
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023