Shanghai (ANTARA) - Saham-saham China jatuh pada akhir perdagangan Rabu, mengikuti pelemahan di pasar Asia lainnya setelah data menunjukkan inflasi AS sangat tinggi, sementara kekhawatiran geopolitik dan kekhawatiran tentang ekonomi China semakin membebani sentimen investor.

Indeks saham-saham unggulan China CSI300 ditutup melemah 0,5 persen, sedangkan Indeks Komposit Shanghai berakhir merosot 0,4 persen.

Indeks acuan Hang Seng Hong Kong dan Indeks Hang Seng China Enterprises masing-masing menetap 1,4 persen dan 1,3 persen lebih rendah.

Saham-saham Asia lainnya tergelincir, sementara dolar AS stabil setelah data Indeks Harga Konsumen (IHK) AS dan komentar dari pejabat bank sentral mengkhawatirkan investor bahwa suku bunga akan lebih tinggi lebih lama.

Sementara itu, keretakan diplomatik antara China dan Amerika Serikat semakin dalam, dengan Beijing menuduh Washington menerbangkan balon ke ketinggian tinggi ke wilayah udaranya dan negara lain, saat militer AS memeriksa puing-puing balon mata-mata China yang dicurigai yang jatuh bulan ini.

Investor juga menunggu bukti lebih lanjut dari pemulihan ekonomi setelah Beijing membatalkan kebijakan nol-COVID yang ketat pada Desember.

"Pasar kemungkinan akan terikat/koreksi pada Februari-Maret karena kurangnya data/eksekusi kebijakan yang berarti, tetapi (dapat) naik pada kuartal kedua-kuartal keempat 2023. Apakah China menggunakan beberapa alat baru untuk meningkatkan perekonomian adalah kuncinya," kata Jefferies dalam sebuah catatan.

Pengembang real estat memimpin penurunan Rabu setelah media resmi China, Economic Daily mengatakan kebijakan properti harus lebih tepat untuk menargetkan permintaan riil, dan untuk mencegah kebangkitan spekulasi di pasar.

Indeks Real Estat CSI 300 turun 2,3 persen, dan Indeks Properti Daratan Hang Seng Hong Kong merosot hampir 4,0 persen.

Saham dalam teknologi informasi bertambah 2,0 persen, sementara layanan kesehatan turun 1,5 persen.

Secara terpisah, bank sentral China menggenjot suntikan likuiditas jangka menengah ketika memperpanjang pinjaman kebijakan yang jatuh tempo, sementara mempertahankan suku bunga tidak berubah, sesuai dengan ekspektasi pasar.

Baca juga: Wall St ditutup beragam karena inflasi dukung kekhawatiran suku bunga
Baca juga: IHSG ditutup melemah ikuti koreksi bursa kawasan dan global
Baca juga: Saham Asia turun dan dolar berdiri kokoh setelah rilis data inflasi AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023