Jakarta (ANTARA) - Organisasi Anti-Doping Indonesia (IADO) secara bertahap melakukan edukasi anti-doping kepada atlet elite Merah Putih yang turun dalam ajang internasional, termasuk SEA Games XXXII/2023 di Phnom Penh, Kamboja dan Asian Games XIX/2023 di Hangzhou, China.

Dalam keterangan tertulis yang diterima ANTARA di Jakarta, Rabu, IADO telah melakukan rapat koordinasi bersama Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) di Jakarta pada Selasa (14/2), sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman (Mou) yang dilakukan pada 18 November 2022.

Dari hasil pertemuan tersebut, kedua belah pihak memastikan sebelum turun pada SEA Games 2023 dan Asian Games 2023, atlet harus mendapatkan edukasi anti-doping sesuai dengan permintaan dari Dewan Olimpiade Asia (OCA) dan Organisasi Anti-Doping Kawasan Asia Tenggara (SEARADO) kepada negara-negara anggota.

Selain itu, IADO dan NOC Indonesia juga setuju mengevaluasi atlet yang pernah terkena doping atau tidak.

"IADO akan menggunakan salah satu ruangan NOC untuk mengadakan pertemuan langsung bertahap," demikian pernyataan IADO dalam keterangan tertulisnya, Rabu.

Sebelumnya, edukasi anti-doping telah dilakukan untuk atlet cabang olahraga pencak silat di Padepokan Pencak Silat TMII, Jakarta, pada 9 Februari 2023.

Terdapat 12 atlet pencak silat yang berpartisipasi dalam kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesadaran atlet agar menjadi peserta yang beretika, bertanggung jawab, proaktif dalam olahraga bersih, sejalan dengan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) dalam memprioritaskan edukasi anti-doping.

Dalam kegiatan tersebut IADO membahas materi edukasi yang lebih spesifik yaitu pentingnya atlet menggunakan dan mengisi aplikasi terkait keberadaannya (whereabouts).

Oleh karenanya, IADO tidak hanya menugaskan pejabat dan staf dari direktorat edukasi, tetapi juga pejabat dan staf dari direktorat testing, dengan tujuan untuk menjelaskan informasi terinci tentang whereabouts.

Dari hasil evaluasi kegiatan tersebut, mayoritas peserta sangat puas dan setuju kegiatan edukasi anti-doping sangat penting. Tujuan kegiatan ini juga sebagai pengalaman pertama atlet sebelum mengambil sampel atau pengujian sampel doping.


Baca juga: IADO laporkan atlet Indonesia bebas doping pada 2022
Baca juga: IADO punya tantangan berat untuk miliki laboratorium anti-doping
Baca juga: Tahun 2022 jadi awal kebangkitan olahraga Indonesia bebas dari doping

Pewarta: Muhammad Ramdan
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2023