Kendari (ANTARA) - Menteri Tenaga Kerja (Menaker) RI Ida Fauziyah berharap Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Kendari di Sulawesi Tenggara dapat membantu pemerintah setempat dalam menekan pengangguran di provinsi tersebut.

"Harapnya pengangguran bisa kita tekan, karena tenaga kerja (yang dilatih di BPVP Kendari) menyesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja yang ada, maka terjadilah link and match antara pencari kerja dengan kebutuhan pasar kerja terpenuhi," kata Menaker di Kendari, Kamis.

Dalam kunjungan kerjanya, Menaker Ida Fauziyah bersama rombongan didampingi Kepala BPVP Kendari La Ode Haji Polondu meninjau gedung pelatihan alat berat yang dibangun di atas tanah seluas 4,5 hektare yang merupakan hibah Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara.

Ida Fauziyah berharap hadirnya gedung baru untuk pelatihan alat berat tersebut benar-benar bisa menyiapkan angkatan kerja sesuai dengan kebutuhan pasar kerja yang ada di wilayah Sulawesi Tenggara.

Menurutnya, wilayah Sulawesi Tenggara merupakan daerah industri pertambangan, oleh karena itu pihaknya melalui BPVP Kendari akan menciptakan tenaga kerja yang ada sesuai dengan pasar kerja yang dibutuhkan utamanya di dunia pertambangan.

"Kebutuhan akan kompetensi penggunaan alat-alat berat di wilayah Sulawesi Tenggara sangat tinggi karena banyak perusahaan-perusahaan pertambangan, perusahaan smelter yang membutuhkan tenaga kerja di bidang ini," ujar Ida Fauziyah.


 
Menaker Ida Fauziyah saat melakukan kunjungan kerja di BPVP Kendari, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (15/2/2023) (ANTARA/Harianto)




Ia berharap tahun 2023 ini, BPVP Kendari sudah melaksanakan pelatihan kerja di bidang alat berat, apalagi BPVP Kendari sudah mendapat bantuan alat berat dari industri tambang nikel PT Virtue Dragon Nickel Industry (VDNI) dan PT Obsidian Stainless Steel (OSS).

"Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa dilaksanakan, peralatannya sudah ada, nanti kemudian yang perlu kita persiapkan adalah menyiapkan instrukturnya, setelah itu baru bisa melaksanakan pelatihannya," kata Menaker Ida Fauziyah.

Sebelumnya Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Sultra, La Ode Muhammad Ali Haswandy mengatakan kondisi ketenagakerjaan di provinsi tersebut pada Agustus 2022 menunjukkan tingkat partisipasi angkatan kerja yang menurun dalam memenuhi pasar kerja jika dibandingkan data pada Agustus 2021.

"Ini merujuk pada data Badan Pusat Statistik atau BPS Sultra. Penurunan tersebut, dikarenakan kurangnya tenaga kerja terampil yang siap pakai sesuai kebutuhan dunia usaha dan industri," katanya.

Haswandy menyampaikan bahwa BPS Sultra juga mencatat jumlah angkatan kerja pada Agustus 2022 naik 0,09 persen dibanding pada Agustus 2021. Selain masalah itu, lanjut dia, ada beberapa hal lagi yang mesti menjadi perhatian bersama semua pihak antara lain terkait bonus demografi.

Menurutnya, permasalahan ini menjadi penting, karena dampaknya dapat menyebabkan tingginya tingkat pengangguran jika tidak ada generasi angkatan kerja yang memiliki kompetensi sesuai kebutuhan pasar kerja.

"Ini harus dipikirkan, jika kita memiliki angkatan kerja yang mumpuni maka ketersediaan lapangan kerja cukup banyak dan dapat diisi para angkatan kerja yang memiliki kemampuan dan keterampilan," paparnya.

Oleh karena itu, dengan adanya lembaga-lembaga pelatihan salah satunya BPVP Kendari dapat menciptakan tenaga kerja terampil dan siap di pasarkan di dunia kerja ataupun di dunia industri.

Baca juga: Menaker: Industri pertambangan butuh tenaga kerja kompeten
Baca juga: Menaker: Industri smelter nikel ciptakan lapangan kerja baru
Baca juga: Menaker terima bantuan alat berat dari VDNI dan OSS untuk BPVP Sultra
Baca juga: Menaker apresiasi pengoperasian pusat pelatihan VDNI dan OSS di Konawe

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023