Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta agar pembuatan film-film yang menampilkan kekerasan, kriminalitas dan pornografi dikurangi karena tidak sesuai dengan harkat dan budaya bangsa. "Saya mengajak insan film untuk lebih banyak menampilkan karya seni yang mengangkat etika, harkat dan martabat serta budaya bangsa kita," kata Presiden dalam sambutannya pada Pembukaan Kongres Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) ke-13 di Jakarta, Kamis malam. Presiden mengharapkan perfilman Indonesia menjadi bagian dari kebudayaan nasional dan turut membantu menjaga kemajuan kebudayaan di tengah derasnya budaya global. Untuk itu, lanjutnya, perfilman nasional Indonesia harus bangkit dengan tidak hanya menonjolkan keindahan ragawi semata, tetapi memainkan karakter dan akting yang berkualitas. Untuk membangkitkan perfilman nasional, lanjutnya, insan film bisa memperluas pasar film nasional ke negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam, dengan melakukan riset terhadap pasar mengenai film Indonesia. Sedangkan, permasalahan lain seperti modal dan perpajakan, menurut Presiden, hal itu bisa dibicarakan dengan pemerintah. "Pemerintah akan membantu, untuk itu, kita perlu meningkatkan komunikasi," katanya. Presiden juga melihat bahwa akhir-akhir ini bermunculan sineas-sineas muda berbakat yang diharapkan dapat mengedepankan nilai-nilai budaya nasional dalam film yang dibuatnya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006