Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencetak laba bersih senilai Rp3,04 triliun selama tahun 2022, atau naik 28,15 persen year on year (yoy) dari sebelumnya Rp2,37 triliun pada tahun 2021.

Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 di Menara BTN Jakarta, Kamis, menyampaikan perseroan terus berupaya memberikan hasil terbaik di tengah situasi ekonomi yang kondusif saat ini.

“Tujuannya, agar kami dapat terus mendukung pemerintah dalam memberikan akses pembiayaan yang terjangkau dan layak huni bagi masyarakat Indonesia,” ujar Haru.

Lebih lanjut, perseroan mencatat kredit dan pembiayaan tumbuh sebesar 8,53 persen yoy, dari Rp274,83 triliun menjadi sebesar Rp298,28 triliun per 31 Desember 2022.

Secara total, Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Bank BTN tumbuh 9,23 persen yoy menjadi Rp233,68 triliun per 31 Desember 2022, yang mana KPR Subsidi tumbuh 11,61 persen yoy menjadi Rp145,86 triliun pada akhir 2022.

Baca juga: Askrindo dan BTN jalin kerja sama "line facility" Rp1,5 triliun

Baca juga: BTN Mobile jadi solusi permudah layanan perbankan masyarakat


Dengan kinerja tersebut, perseroan masih memimpin pasar KPR Subsidi dengan pangsa sebesar 83 persen. “Kredit Pemilikan Rumah (KPR) masih menjadi motor terbesar pergerakan bisnis Bank BTN,” ujar Haru.

Di samping akselerasi pada kredit, Bank BTN berhasil meningkatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 8,77 persen yoy dari Rp295,97 triliun menjadi Rp321,93 triliun per 31 Desember 2022.

Peningkatan DPK tersebut ditopang oleh kenaikan dana murah atau Current Account Savings Account (CASA) perseroan sebesar 19,13 persen yoy menjadi Rp156,2 triliun pada akhir Desember 2022.

Dengan peningkatan tersebut, biaya dana atau Cost of Fund (CoF) perseroan turun 53 basis poin (bps) yoy dari 3,13 persen pada 2021 menjadi 2,60 persen pada 2022.

Penurunan biaya dana juga ikut mengerek turun beban bunga (interest expense) hingga 14,94 persen yoy pada akhir tahun 2022.

Dengan kinerja positif kredit dan DPK, aset perseroan naik sebesar 8,14 persen yoy dari Rp371,86 triliun menjadi Rp402,14 triliun per 31 Desember 2022.

“Pertumbuhan bisnis tersebut juga diimbangi dengan penguatan modal, perbaikan kualitas serta peningkatan pencadangan, sehingga bisnis Bank BTN diharapkan terus tumbuh berkelanjutan,” ujar Haru.

Dengan penambahan modal dari pemerintah, rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Bank BTN mencapai sebesar 16,13 persen atau naik 233 basis poin per 31 Desember 2022.

Kemudian, perbaikan proses bisnis turut menekan rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) gross perseroan sebesar 32 bps yoy menjadi 3,38 persen.

Rasio pencadangan (coverage ratio) Bank BTN naik sebesar 1.383 bps yoy menjadi 155,65 persen per 31 Desember.

Selanjutnya, Loan to Deposit Ratio (LDR) perseroan tetap stabil di level 92,65 persen, serta rasio kecukupan likuiditas atau liquidity coverage ratio (LCR) berada di level yang sehat sebesar 238,50 persen per 31 Desember 2022

Haru menyampaikan peran pemerintah dalam mendukung perumahan rakyat serta menjaga perekonomian nasional tetap stabil, menjadi pendorong bisnis perseroan, yaitu berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) dan peningkatan alokasi dana untuk perumahan subsidi.

Baca juga: BTN optimistis target tahun 2023 tercapai

Baca juga: BTN gandeng swasta fasilitasi KPR


Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023