Kami juga menawarkan pengelolaan arus kas, dengan merancang pemasukan dan pengeluaran kebun
Jakarta (ANTARA) - Program plasma yang dilakukan oleh Wilmar Central Kalimantan Project dinilai mampu menciptakan dampak pengganda dalam meningkatkan perekonomian dan taraf hidup petani.

Manajer Plasma PT Mustika Sembuluh, Wilmar Central Kalimantan Project, Pupung Pamungkas menyebutkan hingga saat ini perusahaan telah menyerahkan kebun untuk plasma total seluas 3.554,40 hektare (ha), dengan luas lahan tertanam 3.143 ha.

"Selain (kebun) plasma, pola kerja sama antara perusahaan dengan koperasi mitra juga berupa kegiatan rutin per triwulan, pemaparan pengelolaan dan pembiayaan maupun pendapatan dari kebun," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Selain itu, perusahaan juga memberikan pelatihan kepada pengurus terkait perpajakan dan akuntansi sebagai salah satu bentuk transfer pengetahuan kepada petani plasma.

"Kami juga menawarkan pengelolaan arus kas, dengan merancang pemasukan dan pengeluaran kebun sehingga tidak mengganggu pendapatan petani per bulannya,” katanya.

Baca juga: SPKS dorong pemerintah evaluasi skema kemitraan petani plasma

Baca juga: Petani binaan peroleh manfaat dari sistem mitra plasma sawit


Sementara itu Kepala Desa Sembuluh II, Kabupaten Seruyan Ahmad Syukur mengapresiasi komitmen perusahaan dalam merealisasikan program plasma kebun sawit. Saat ini warganya telah menerima hak atas kebun plasma seluas 956,57 ha.

"Program plasma kebun sawit ini berdampak positif karena mampu membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dengan lahan 956,57 ha ini saja warga bisa sedemikian sejahtera,” katanya.

Menurut Syukur, kesejahteraan masyarakat tersebut dapat dilihat dari peningkatan daya beli yang berdampak pada para pedagang dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di desa tersebut memiliki omzet cukup tinggi.

Pihaknya berupaya memanfaatkan peningkatan ekonomi tersebut untuk mengembangkan badan usaha milik desa (Bumdes). Saat ini ada dua kelompok tani di Sembuluh II.

"Seluruh kelapa sawit yang dihasilkan nantinya akan dibeli oleh bumdes. Rencananya kami akan membuat tabungan plasma sehingga dananya dapat terkumpul,” ujar Syukur.

Sementara itu Ketua Koperasi Karya Bersama Tanjung Rangas, Seruyan Rudiansyah menjelaskan, dampak positif program plasma juga dirasakan warganya.

Hal itu, lanjutnya, berdampak pada banyak warga yang sebelumnya berprofesi sebagai nelayan beralih menjadi petani plasma sejak adanya program tersebut. Luas lahan tertanam yang dikelola KSB mencapai 831 ha.

Baca juga: Warga Seruyan sampaikan aspirasi ke DPR terkait plasma sawit

Baca juga: Pemerintah dorong kemitraan inti plasma perkebunan sawit di Papua

 

Pewarta: Subagyo
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023