Pembangunan jalan konektor wisata akan berimbas kepada tumbuh kembang ekonomi, pemberdayaan dan kemandirian rakyat.
Kulon Progo (ANTARA) - Sekretaris Komisi IV DPRD Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Istana meminta pemerintah setempat melalui Dinas Pariwisata memperhatikan infrastruktur pendukung jalan konektor menuju destinasi wisata, dengan dana keistimewaan (danais).

Istana, di Kulon Progo, Minggu, mengatakan pembangunan jalan konektor wisata sangat penting dan mendesak karena akan mendukung pengembangan destinasi tersebut

"Pembangunan jalan konektor wisata akan berimbas kepada tumbuh kembang ekonomi, pemberdayaan dan kemandirian rakyat, mengingat angka kemiskinan dan pengangguran yang masih sangat tinggi," kata Istana.

Ia juga mengatakan pembangunan jalan konektor wisata dengan anggaran dana keistimewaan akan lebih tepat sasaran, manfaat dan monumental.

"Monumental tidak hanya sesaat dan ada manfaat berkelanjutan jangka panjang," katanya pula.

Istana juga menilai infrastruktur jalan dan pendukung percepatan pembangunan sektor pariwisata masih kurang.

Selama ini, pembangunan jalan menuju destinasi wisata mengandalkan Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) atau swadaya masyarakat.

"Dispar bisa memperbanyak program bantuan keuangan khusus (BKK) padat karya danais. Dispar harus bekerja cermat, dan cepat untuk itu," katanya lagi.

Pelaksana Tugas Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulon Progo Eka Pranyata mengatakan pembangunan infrastruktur jalan di semua sektor sangat penting, tidak hanya di sektor pariwisata. Misalnya infrastruktur pertanian, sentra usaha mikro kecil dan menengah (UKM) atau industri kecil dan menengah (IKM).

Saat ini, Pemkab Kulon Progo melakukan kajian tentang perencanaan pembangunan yang terintegrasi antara infrastruktur pariwisata, dan pusat ekonomi menjadi satu kesatuan.

Kendala utama untuk merealisasikan percepatan pembangunan infrastruktur yakni pendanaan. Misalnya, pada 2023, pemkab menyelesaikan pembangunan infrastruktur yang dibiayai dana keistimewaan yakni jalan menuju Embung Tonegoro yang saat ini belum selesai.

"Perencanaan kami lebih pada menyusun rencana detail teknis (DED) yang menghubungkan sektor-sektor itu. Saat ini yang baru ada adalah desain besar perencanaan terkait pengembangan Bedah Menoreh," katanya lagi.
Baca juga: Mengunjungi indahnya Ekowisata Sungai Mudal di Kulon Progo
Baca juga: Dispar Kulon Progo gelar wayang wisata istimewa di 12 desa wisata

Pewarta: Sutarmi
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023