Taipei (ANTARA) - Taiwan tengah memperkuat hubungan militer dengan Amerika Serikat dan akan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara sahabat lainnya untuk menghadapi "ekspansionisme otoriter", kata pemimpinnya, Tsai Ing-wen, Selasa.

Tsai mengatakan hal itu kepada anggota parlemen AS yang sedang berkunjung ke Taipei.

Seperti kebanyakan negara lain, AS tidak memiliki hubungan diplomatik secara resmi dengan Taiwan, yang diklaim oleh China sebagai bagian dari wilayahnya.

Namun, Washington merupakan pendukung paling penting sekaligus pemasok senjata bagi Taiwan, yang menjadi sumber ketegangan hubungan AS-China.

Meskipun AS sudah tidak lagi memiliki pangkalan militer di Taiwan, kedua negara tersebut memiliki hubungan militer yang baik, bahkan semakin erat, ketika Beijing kian agresif berusaha dan memaksa Taiwan untuk menerima kedaulatan China.

"Taiwan dan Amerika Serikat terus meningkatkan kerja sama militer, dan ke depan, Taiwan akan bekerja sama lebih aktif dengan Amerika Serikat dan mitra-mitra penganut sistem demokrasi lainnya untuk menghadapi tantangan global, seperti ekspansionisme otoriter dan perubahan iklim," kata Tsai.

Namun, dia tidak menjelaskan pernyataannya itu lebih lanjut.

Memperlihatkan kedekatan militer AS-Taiwan, Wakil Asisten Menteri Pertahanan AS untuk China Michael Chase telah tiba di Taiwan sejak pekan lalu untuk sebuah lawatan, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Belum diketahui apakah Chase masih berada di Taiwan atau sudah kembali ke AS.

Ro Khanna, anggota Komite Khusus Parlemen AS untuk China yang memimpin delegasi bipartisan AS dalam lawatan itu, mengatakan kepada Tsai bahwa tujuan kedatangan mereka adalah untuk memperkuat hubungan ekonomi dan keamanan kedua negara.

"Kami datang ke sini untuk memperkuat hubungan ekonomi. Mewakili Lembah Silikon, kami mengapresiasi pertemuan kami dengan Dr Morris Chang, kata Khanna.

Morris Chang merupakan pendiri Taiwan Semiconductor Manufacturing, produsen cip terbesar di dunia. Lembah Silikon adalah kawasan di California, AS, yang menjadi markas bagi perusahaan-perusahaan teknologi global.

"Bagaimana kita dapat terus membangun kemitraan ekonomi di bidang teknologi dan juga tentu saja, kemitraan di bidang militer dan pertahanan,” kata dia, menambahkan.

Pada Agustus lalu, China menggelar latihan militer di dekat Taiwan sebagai ungkapan kemarahan atas kunjungan Ketua DPR AS saat itu, Nancy Pelosi, ke Taipei.

China menganggap Taiwan sebagai bagian dari kedaulatan mereka. Namun, otoritas Taiwan yang terpilih secara demokratis menolak klaim tersebut dan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang berhak memutuskan masa depan mereka.

Sumber: Reuters

Baca juga: Diplomat senior China tolak tegas kemerdekaan Taiwan
Baca juga: China sebut AS telah rusak hubungan kedua negara

Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023