Washington (ANTARA) - Para pengunjuk rasa mencela AS sebagai "mesin perang" di rapat umum Washington

Ratusan pengunjuk rasa mengecam peran Amerika Serikat (AS) sebagai "mesin perang" dalam berbagai perang di luar negeri.

Protes yang digelar di depan Lincoln Memorial di Washington D.C., Minggu (19/2), itu untuk memprotes aliran dana besar-besaran ke Ukraina serta mengecam peran AS dalam konflik Rusia-Ukraina.

"Uang miliaran dolar dari para pembayar pajak sedang dibakar di altar hegemoni AS, kompleks industri militer, dan Kongres yang korup," tulis sebuah rilis.

Jimmy Dore, komentator politik dan tokoh media Amerika, berorasi dalam unjuk rasa tersebut dan menyuarakan bahwa Amerika "korup".

"Apakah Anda tahu bahwa kita bisa mengakhiri perang ini pada hari ini melalui diplomasi? Namun, para politisi kita ingin memperkaya produsen senjata agar mereka terus memberikan sumbangan untuk mereka (politisi)," kata Dore.

Sementara itu, seorang pengunjuk rasa dari New York bernama Cat McGuire mengatakan tujuan utama aksi protes itu ialah agar perang di Ukraina segera usai.

"Orang-orang harus sadar. Ada propaganda penghasut perang besar-besaran; dan sayangnya terlalu banyak orang yang memercayainya," katanya.

Sejumlah pembicara dan pengunjuk rasa lain juga mengecam kompleks industri militer Amerika, sebuah kelompok kepentingan kuat yang terdiri atas militer, kontraktor pertahanan swasta, dan politisi.

Para pengunjuk rasa itu kemudian bergerak menuju Gedung Putih sambil meneriakkan berbagai slogan seperti "Tidak ada NATO, tidak ada perang".

Seorang pengunjuk rasa asal Texas Eric Reeves mengatakan bahwa kompleks industri militer AS, yang memiliki pengaruh sangat besar terhadap para pengambil keputusan di Washington, sudah "tak terkendali".

Pemerintah AS tidak melaksanakan kehendak rakyat Amerika dan membuat keputusan tanpa berkonsultasi dengan kami, ujar Reeves.

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023