Markas PBB (ANTARA) - Moskow mencermati bahwa negara-negara dan institusi Eropa sedang mendiskusikan langkah terbaik untuk memecah belah dan menghancurkan Rusia, kata Utusan Tetap Rusia untuk PBB Vasily Nebenzya di sidang Dewan Keamanan PBB di New York, AS, Kamis waktu setempat.

Dia mengatakan pihaknya dulu menduga bahwa di balik penampilan Eropa, ada kebencian terhadap Rusia (Rusofobia) yang terpendam, tetapi Moskow tidak pernah membayangkan sejauh apa hal itu berkembang kemudian.

“Hal itu (Rusofobia) tidak terbatas pada keinginan mengalahkan Rusia lewat peperangan dengan menggunakan Ukraina. Bahkan lebih jauh,” kata Nebenzya.

Dia menambahkan bahwa untuk menyenangkan hati "para pembenci Rusia paling primitif" di Polandia dan kawasan Baltik, sejumlah negara dan institusi Eropa mengadakan pertemuan untuk membahas langkah untuk memecah belah dan menghancurkan Rusia.

Dengan latar belakang upaya penghancuran itu, kata dia, Rusia melihat gambaran yang jelas tentang negara-negara tetangganya di Eropa.

"Dan apa yang kami lihat membuat kami ingin menutup pintu, atau bahkan menutupnya rapat-rapat, sampai kebencian dan kekacauan anti-Rusia ini berakhir," kata Nebenzya.

Dia menegaskan bahwa Rusia telah dianggap sebagai ancaman utama dan satu-satunya bagi keamanan Eropa.

Kesempatan untuk membangun keamanan bersama dengan Rusia adalah hal tabu, dan seseorang hanya boleh berbicara mengenai keamanan bersama untuk melawan Rusia, kata dia.

“Atas pertanyaan apa pun, Brussels (NATO) akan menjawab bahwa semuanya adalah salah Rusia,” kata Nebenzya, menegaskan.

Dia mengingatkan bahwa selama krisis di Ukraina, Rusia-lah yang menawarkan Barat untuk menandatangani perjanjian atas jaminan keamanan bersama dan mendorong usulan keamanan di seluruh Eropa dan Atlantik.

"Namun, semua tawaran itu ditolak dengan angkuh," katanya.

Sumber: ITAR/TASS-OANA

Baca juga: Menkeu Prancis: G20 harus kutuk Rusia atas perang di Ukraina
Baca juga: China ingin cegah krisis Ukraina agar tidak di luar kendali
Baca juga: NATO diminta "hentikan fitnah" soal China terkait isu Rusia-Ukraina

 

Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023