Kewaspadaan terutama di wilayah langganan banjir dan daerah perbukitan yang rawan longsor guna meminimalisasi timbulnya korban, selain tentunya menyiapkan lokasi pengungsian oleh pemerintah
Semarang (ANTARA) - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah (Jateng) Bambang Kusriyanto mengingatkan warga untuk mewaspadai cuaca ekstrem yang terjadi di wilayah tersebut akhir-akhir ini sehingga memicu bencana alam di sejumlah daerah, seperti Semarang dan Pekalongan.

"Kewaspadaan terutama di wilayah langganan banjir dan daerah perbukitan yang rawan longsor guna meminimalisasi timbulnya korban, selain tentunya menyiapkan lokasi pengungsian oleh pemerintah," ujar Bambang Kusriyanto dalam keterangan di Semarang, Jawa Tengah, Senin.

Ia mencontohkan kawal tahun 2023 sejumlah daerah di Jateng dilanda bencana, misalnya di Kabupaten Semarang, banjir terjadi akibat meluapnya Sungai Garong dan Sungai Karangwetan, Sumowono. Sementara tanah longsor terjadi di Ambarawa, Sumowono, Bandungan, hingga Nyatnyono. Kemudian di Kota Semarang, banjir akibat tanggul jebol terjadi di Perum Dinar Indah Meteseh, Tembalang. banji

Sementara di Kota Pekalongan, banjir selain hujan dengan intensitas cukup tinggi ditambah rob karena pasangnya air laut. Ratusan warga di Kota Pekalongan mengungsi karena banjir.

Untuk itu ia meminta pihak terkait melakukan deteksi dini saat hujan deras turun mengingat cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terjadi beberapa hari ke depan. Selain itu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat juga perlu melakukan pemetaan secara riil, sekaligus mitigasi pada titik-titik yang dinilai rawan bencana.

Baca juga: BMKG: Cuaca ekstrem berpotensi di Jateng pada 21-23 Februari

"Pemetaan bencana juga perlu diperbaharui berdasarkan laporan kejadian dan analisa terbaru, misalnya kondisi alam beberapa tahun lalu dengan sekarang tentu berbeda. Contohnya di kawasan yang semula tidak pernah ada kejadian bencana dan tidak pernah diperkirakan, ternyata terjadi banjir seperti  di Sumowono, rasanya aneh dataran tinggi tapi bisa banjir,” kata politisi yang biasa disapa  Bambang Kribo ini.

Ia juga menilai program mitigasi bencana selama ini belum optimal karena belum menjadi prioritas utama dibanding program lain sehingga perlu ada perubahan kebijakan. Selain itu sistem peringatan dini atau Early Warning System (EWS) perlu ditingkatkan sebagai langkah antisipasi. Bambang mengungkapkan wilayah Kabupaten Semarang yang terdiri dari banyak perbukitan yang rawan longsor membutuhkan sistem peringatan dini yang cukup.

“Daerah perbukitan yang rawan longsor diperlukan kesiapsiagaan yang ekstra. Idealnya jumlah EWS memang ditambah," paparnya.

Di sisi lain, masyarakat juga diminta peduli dengan kelestarian lingkungan di sekitarnya untuk mengurangi potensi dari bencana alam.

“Dampak dari kerusakan lingkungan ini sangat besar, sehingga masyarakat harus meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan agar bisa terhindar dari bencana," paparnya.

Dia mengungkapkan banjir yang terjadi di sejumlah kawasan juga disebabkan sistem drainase yang kurang baik. Banyak saluran tersumbat dan sempit sehingga tidak mampu menampung luapan air. Akibatnya air meluap ke jalan dan banjir. "Ini juga perlu dibenahi secara serius," katanya.

Baca juga: Perumahan Dinar Indah-Rowosari Semarang diterjang banjir bandang lagi
Baca juga: Menko usulkan solusi jangka pendek-panjang atasi banjir di Semarang



Pewarta: Teguh Imam Wibowo
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023