Kathmandu (ANTARA) - Ekonomi Nepal tumbuh 0,8 persen dalam kuartal pertama tahun fiskal 2022-2023 saat ini yang dimulai pada pertengahan Juli tahun lalu dan merupakan pertumbuhan tahunan terendah dalam tujuh tahun terakhir, demikian dilaporkan Kantor Statistik Nasional (National Statistics Office/NSO) Nepal pada Minggu (26/2).

Negara itu mencatatkan pertumbuhan 3 persen dalam periode yang sama pada tahun fiskal 2021-2022 dan menargetkan pertumbuhan 8 persen untuk tahun fiskal yang sedang berjalan.

Nepal mencatat pertumbuhan negatif di lima sektor, yakni konstruksi, pertambangan dan penggalian, grosir dan retail dan reparasi kendaraan bermotor, transportasi dan penyimpanan, serta pendidikan, menurut data NSO.

Kontribusi gabungan dari kelima sektor tersebut terhadap perekonomian mencapai 37,2 persen pada tahun fiskal terbaru, ungkap lembaga itu.

Industri pertambangan dan penggalian serta konstruksi adalah sektor yang paling terdampak. Kedua sektor itu melaporkan pertumbuhan negatif masing-masing sebesar 29,2 persen dan 24 persen.
 
   "Penyebab utama di balik kemerosotan di sektor konstruksi adalah kurangnya arus kas di seluruh rantai pasokan sektor ini," ujar Rabi Singh, Presiden Federasi Asosiasi Kontraktor Nepal, kepada Xinhua


"Pemerintah belum mampu melakukan pembayaran untuk pekerjaan konstruksi yang telah rampung dengan menurunnya pendapatan, sementara sektor swasta mengalami krisis sumber daya dengan sejumlah bank tidak dapat memberikan pinjaman di saat mereka menghadapi krisis likuiditas dalam satu setengah tahun terakhir," tambah Singh.

Permintaan barang secara keseluruhan merosot 28,28 persen pada kuartal pertama tahun fiskal saat ini, papar Konfederasi Industri Nepal dalam sebuah laporan pada Desember tahun lalu, demikian Xinhua


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023