Beirut (ANTARA) - Menteri Luar Negeri Mesir pertama kalinya berkunjung ke Suriah sejak perang saudara pada 2011 dan menjadi pertanda akan meredanya ketegangan antara Presiden Bashar Al Assad dan negara-negara Arab yang sebelumnya menjauhinya.

Assad menerima banyak bantuan dari negara Arab untuk Suriah sejak gempa dahsyat pada 6 Februari lalu yang telah menewaskan lebih dari 50.000 orang di Turki dan Suriah.

Menlu Mesir Sameh Shoukry disambut di bandara Damaskus, Senin, oleh rekannya Menlu Suriah Faisal Mekdad, demikian menurut kantor berita resmi Suriah (SANA) dan juga cuitan juru bicara Kemlu Mesir.

Menurut pernyataan Kementerian Luar Negeri Mesir pada Minggu (26/2), Shoukry akan "menyampaikan pesan solidaritas dari Mesir" selama kunjungan ke Suriah dan Turki pada Senin.

Presiden Mesir Abdul Fattah Al Sisi berbicara melalui sambungan telpon dengan Assad pada 7 Februari lalu. Selain itu, delegasi parlemen dari kawasan tersebut, termasuk Ketua DPR Mesir, bertemu Assad di Damaskus pada Minggu.

Setelah gempa, Menlu Yordania yang pernah mendukung oposisi, juga berkunjung ke Damaskus untuk pertama kalinya sejak perang sipil berkobar.

Assad dikucilkan oleh negara-negara Arab sejak pemerintahnya menumpas aksi protes pada 2011 dan Liga Arab kemudian menangguhkan keanggotaan Suriah pada 2011.

Uni Emirat Arab yang mulai memulihkan hubungan dengan Assad beberapa tahun lalu, mengucurkan banyak bantuan ke Suriah sejak gempa.

Washington menentang segala bentuk pemulihan hubungan Assad karena tindakan brutal pemerintahan Assad dalam menghadapi konflik.

Gempa pada 6 Februari lalu menewaskan setidaknya 6.900 orang di Suriah, sebagian besar di kawasan yang dikuasai pemberontak.

Sumber: Reuters

Baca juga: Gempa di Turki dorong 20.000 warga Suriah kembali ke negaranya

Baca juga: Tim medis MER-C tiba di Suriah untuk membantu korban gempa

Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023