Denpasar (ANTARA) - Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar melepas sebanyak 394 lulusan yang dinilai sebagai generasi gemilang Indonesia dalam Wisuda Sarjana, Sarjana Terapan, Magister, dan Doktor ke-29 di Denpasar, Selasa.

Rektor ISI Denpasar Prof Dr I Wayan "Kun" Adnyana dalam acara wisuda tersebut menyampaikan keseluruhan wisudawan sarjana dan sarjana terapan merupakan mahasiswa yang lulus Program Pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

"Generasi gemilang dengan praktik dan pencerapan langsung pada Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI), serta pengalaman memasuki ekosistem seni dan desain yang sesungguhnya," ucap Kun dalam keterangan tertulisnya yang diterima ANTARA.

Sebanyak 394 lulusan generasi gemilang itu terdiri atas 320 gelar sarjana, 64 sarjana terapan, 3 magister, dan 7 doktor seni.

Menyempurnakan acara wisuda juga digenapi dengan pembukaan Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara III, tahun 2023, dan orasi ilmiah dengan topik "Teguh Indonesia Berkepribadian" oleh Dr Ir Hasto Kristiyanto.

Kemudian pidato Gubernur Bali yang juga Ketua Dewan Penyantun ISI Denpasar Dr Wayan Koster, dan sambutan Sekretaris Kementerian BUMN Susyanto mewakili Menteri BUMN Erick Thohir.

Kun Adnyana melibatkan 281 mitra bereputasi dari kalangan DUDI, satuan pendidikan, studio maestro, sanggar seni, desa/kelurahan, dan desa adat.

"Mahasiswa bersama mentor dan dosen pembimbing berkolaborasi membangun visi yang sama, progresif dalam inovasi, kontekstual, dan berorientasi masa depan," kata guru besar sejarah seni itu.

Baca juga: Bali Bhuwana Rupa ISI Denpasar hadirkan karya 42 seniman lintas bangsa

Sembari mengapresiasi kualitas lulusan ISI Denpasar, yang tidak saja cakap, kreatif, dan inovatif, mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali itu menegaskan, lulusan kampus seni kebanggaan Bali ini juga berkepribadian.

"Dengan bangga kami melepas Generasi Gemilang Indonesia. Kayuh sauh kebhinekaan Indonesia dengan puspa ragam karya ciptamu. Mari dandani Indonesia Raya dengan kemahaindahan inovasi seni dan desain terbaru. Sejak tali toga dipindah ke sisi kanan, Kalian semua menjadi keluarga besar alumni kebanggaan ISI Denpasar," ujar Kun Adnyana disambut tepuk tangan seluruh wisudawan.

Sementara itu Dr Hasto Kristiyanto memiliki pandangan yang sama pada lulusan perguruan tinggi seni soal berkepribadian dalam kebudayaan.

Doktor Geopolitik lulusan Universitas Pertahanan itu dengan menyitir pandangan Bung Karno, bahwa Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan adalah garis ideologis untuk menghadirkan Indonesia yang bangga dengan karakternya, adat istiadatnya, dan kebudayaannya.

Melalui revolusi mental, ditransformasikan menjadi sistem budaya sebagai bangsa besar; bangsa yang mewarnai peradaban dunia.

"Fakta empiris yang saya temukan, bahwa di Bali ini falsafah, sistem nilai, kultur, hingga tradisi masyarakatnya saling beresonansi, membikin alam ikut berbicara. Suasananya sangat khas, dimana seluruh karya seni berpadu," ujarnya.

Hasilnya ciri-ciri kebudayaan tampil begitu menonjol. Kebudayaan menyajikan sistem nilai, tradisi, dan juga pengetahuan yang ikut memengaruhi perilaku masyarakatnya dalam keteraturan bersama.

"Mereka yang hadir di Bali dengan beragam budaya ikut meluruh, hingga cara berpikir, berbicara, dan perilaku dipengaruhi oleh magnet kultural Bali. Tanpa terasa proses inkulturasi dan akulturasi berjalan secara natural, saling melengkapi," ujar Hasto.

Gubernur Bali Dr Wayan Koster mengapresiasi capaian ISI Denpasar, baik kekaryaan, praktik pengetahuan, maupun perumusan wacana yang diciptakan.

ISI Denpasar dinilai telah menghiasi medan seni nasional dan internasional, dan secara konsisten telah menjadikan upaya pemajuan seni budaya sebagai platform kelembagaan, yang secara organis terinternalisasi pada setiap pribadi civitas akademika.

Baca juga: ISI Denpasar adakan pergelaran di Candi Tegowangi-Kediri

"Seiring upaya peningkatan kapasitas ISI Denpasar dalam peran pemajuan seni budaya dimaksud, saya selalu mengajak perguruan tinggi seni kebanggaan Bali ini untuk senantiasa bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Bali," ujar mantan anggota DPR RI itu.

Gubernur apresiasi Bali Sangga Dwipantara III

Gubernur Koster juga menyambut baik penyelenggaraan Festival Bali Sangga Dwipantara III yang bertajuk Wahya-Waruna-Wasantara "Mulia Samudera Nusantara, Bangun Indonesia Gemilang".

Hal ini karena dinilai sejalan dengan visi pembangunan Bali yakni: Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru, khususnya dalam konteks kearifan lokal Segara Kerthi.

Tentu pencapaian pada Bali Sangga Dwipantara III, baik tentang kekaryaan, keilmuan, maupun praktik seni dan desain yang otentik, dapat dipanggungkan pada ruang apresiasi seni-budaya yang diselenggarakan Pemerintah Provinsi Bali, seperti: Bulan Bahasa Bali, Pesta Kesenian Bali, dan Festival Seni Bali Jani.

Sesmen BUMN Susyanto dalam sambutan yang disampaikan secara daring mengatakan melalui Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara III yang diselenggarakan ISI Denpasar niscaya berkontribusi langsung dalam pembangunan industri kreatif.

Terlebih ajang ini menyertakan berbagai perguruan tinggi seni dan kalangan maestro, seniman, desainer, serta profesional nasional dan internasional.

Kelebihan lainnya, ajang yang mendapat apresiasi kalangan akademik nasional ini terbangun dalam berbagai platform kegiatan yang bersifat inisiatif, partisipatoris, kolaboratif, dan dinamis.

Pihaknya berharap agar keberadaan Festival Nasional Bali Sangga Dwipantara semakin menggema dengan partisipasi publik yang kian meluas, termasuk keikutsertaan aktif Badan Usaha Milik Negara.

Sinergi dan kolaborasi memang sudah menjadi kebutuhan negeri ini dalam memajukan seni budaya bangsa yang majemuk. Hendaknya Festival Bali Sangga Dwipantara menjadi wahana peneguhan Bhineka Tunggal Ika.

Serangkaian pembukaan Bali Sangga Dwipantara juga dianugerahkan penghargaan Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha kepada: I Wayan Pugeg (Maetro Seni Patung), Drs I Ketut Pradnya (Pendiri Museum Arsitektur Wiswakarma), Happy Salma (Artis dan Maesenas Seni).

Selanjutnya kepada Hartanto (Penyair), I Gusti Ngurah Adi Putra (Komposer), I Gusti Ngurah Suweka SST., M.Si., (Seniman Seni Pertunjukan), dan Drs I Made Yasana M.Erg (Seniman Lukis)

Bali Sangga Dwipantara III Tahun 2023 menghadirkan 11 program unggulan, yaitu; 1) Bali-Dwipantara Widya (Mimbar Talenta Nusantara); 2) Bali-Dwipantara Adirupa (Pameran Seni Rupa Indonesia); 3) Bali-Dwipantara Adinatya (Pagelaran Virtual Nasional) dan 4) Bali-Dwipantara Kanti (Inisiatif Braya Nusantara).

Kemudian 5) Bali-Dwipantara Waskita (Seminar Republik Seni Nusantara), 6) Bali-Dwipantara Krama (Tutur Laku Nusantara); 7) Bali-Dwipantara Yatra (Sastra Desa Nusantara)dan 8) Bali-Dwipantara Diatmika (Mimbar Maestro Nusantara).

Berikutnya ada 9) Bali-Dwipantara Karma (Nemu Gelang Nusantara); 10) Bali-Dwipantara Bhakti (Umah Bersama Nusantara); dan 11) Bali-Dwipantara Nata Kerthi Nugraha (Penghargaan).

Pada acara pembukaan serangkaian wisuda dipersembahkan tayangan film bisu Bali-Dwipantara Bhakti (Umah Bersama Nusantara) bertajuk: Sindhu-Wastu-Sadhu, yang melibatkan maestro, seniman, akademisi, dan pekerja kreatif Indonesia. Pameran Bali-Dwipantara Adirupa yang berlangsung di Nata-Citta Art Space (N-CAS).

 

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023